REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebagian warga terdampak pembongkaran bangunan di RW 11 Tamansari memilih bertahan di area sekitar lokasi yaitu di masjid terdekat. Mereka memilih bertahan hingga Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberikan kejelasan terhadap nasib warga.
Salah seorang warga, Enok (52 tahun) mengaku pembongkaran bangunan di RW 11 dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada warga. Sehingga ia tidak memiliki waktu untuk membenahi dan membereskan barang-barang kepunyaannya.
"Nggak ada pemberitahuan, Satpol PP datang dan warga diminta mengosongkan rumah selama 5 menit. Barang-barang dikosongkan sama mereka," ujarnya saat ditemui di salah satu masjid, Jumat (13/12).
Tidak hanya dirinya, ia mengungkapkan warga lainnya banyak yang memilih bertahan di masjid. Katanya, kurang lebih terdapat 55 kepala keluarga (KK) terdampak pembongkaran yang masih bertahan dan menginap di masjid.
Terkait tawaran pemberian uang kontrakan dari Pemkot Bandung, Enok mengaku akan menerima dana tersebut dan segera pindah. "Kalau dikasih (uang) kontrakan, ya ibu mau diambil," ungkapnya.
Ia pun mengaku suaminya mendapatkan tindak kekerasan dari petugas. Menurutnya, saat suaminya hendak membereskan barang terkena pukulan tameng dari petugas. Tidak hanya itu, usaha yang dijalaninya pun merugi.
"Saya jualan rokok, Indomie karena ada peristiwa ini jadi rugi karena nggak jualan. Saya lagi merenungi puing-puing, sedih," katanya.
Mantan ketua RT 05 RW 11, Aa mengaku warga terdampak enggan direlokasi ke Rancacili sebab terlalu jauh. Sehingga pihaknya akan memilih bertahan dulu di masjid. "Saya disini dulu sementara sampai nunggu uang kontrakan," ungkapnya. Saat ini, katanya bantuan dari warga yang bersolidaritas sudah berdatangan.