REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi olahraga nasional tidak bisa lagi menjalankan kegiatan secara konvensional. Napi harus selaras dengan kemajuan dan sentuhan Iptek agar memiliki SDM keolahragaan berkualitas.
Hal tersebut diungkap Asisten Deputi Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan Kemenpora Herman Chaniago saat membuka pelatihan Manajemen Olahraga di Jakarta, Jumat (13/12).
"Harus ada cetak biru dan strategi dalam pengembangan cabang olahraga di masing-masing organisasi dalam lima tahun ke depan. Proses pembinaan dan peningkatan prestasi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan dalam menghadapi persaingan di masa yang akan datang," kata Herman.
Pelatihan sampai esok Sabtu itu diikuti oleh sekitar 100 peserta dari 50 organisasi olah raga di Indonesia.
Pelatihan dengan narasumber antara lain Prof Dr Hari Amirullah dari Universitas Negeri Yogyakarta itu mencakup bidang Standarisasi Kurikulum dan Akreditasi Kepelatihan, serta Akreditasi Organisasi Olahraga.
Menurut Herman yang juga pengurus olahraga menembak (PB Perbakin) itu, akreditasi adalah kewajiban yang dimandatkan undang-undang dan salah satu instrumen dalam menilai kualitas kinerja organisasi.
"Dari hasil akreditasi ini, organisasi dapat melakukan perbaikan guna meningkatkan kinerja secara berkelanjutan," kata Herman didampingi Ketua Panitia Pelatihan Haryanto.
Menurut Haryanto, Kemenpora hanya bertugas sebagai fasilitator pelatihan, sementara hal-hal teknis diserahkan kepada Badan Standarisasi dan Akreditasi Nasional Keolahragaan (BSANK) yang dibentuk pemerintah untuk mengembangkan, memantau dan melaporkan pencapaian standar nasional keolahragaan.
BSANK menjalankan tugas dan fungsi secara mandiri dan profesional yang di antaranya adalah memberikan akreditasi terhadap isi program penataran tenaga keolahragaan dan organisasi olahraga, sertifikasi untuk menentukan kompetensi tenaga keolahragaan dan kelayakan organisasi olahraga.
Wakil Sekjen Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Iwan Gunawan yang menjadi salah satu peserta, menyambut baik pelatihan ini karena akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan profesionalisme pengurus cabang olahraga.
"Saya berharap pelatihan ini bisa dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga semua pengurus cabang olahraga memiliki SDM yang merata dalam pengelolos organisasi secara lebih profesiona," kata dia.