Sabtu 14 Dec 2019 01:00 WIB

Sebanyak 27.070 Babi Mati di Sumut Akibat Kolera

Puluhan ribu babi yang mati tersebut tersebar di 16 kabupaten di Sumut.

Red: Nidia Zuraya
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut mengamati bangkai babi yang dibuang pemiliknya di Danau Siombak Marelan, Medan, Sumatera Utara, Senin (11/11/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut mengamati bangkai babi yang dibuang pemiliknya di Danau Siombak Marelan, Medan, Sumatera Utara, Senin (11/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Utara mencatat hingga Jumat (13/12) sebanyak 27.070 ekor babi di Sumut mati akibat virus hog cholera atau kolera babi. Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten.

"Kematiannya terjadi sangat cepat. Dalam satu hari angka kematian yang terlapor rata-rata 1000 - 2000 ekor per hari. Ini data yang kita terima dari DKPP," kata Kepala Balai Veteriner Medan Agustia, Jumat (13/12).

Baca Juga

Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.

Pihaknya yakin masih ada warga yang tidak melaporkan kematian babinya karena faktor jarak atau lokasi dan menguburnya secara swadaya."16 kabupaten/kota itu memang kantong ternak babi atau populasi babi di Sumut," katanya.