Jumat 13 Dec 2019 17:54 WIB

Alasan Pencak Silat Jadi Warisan Budaya tak Benda UNESCO

Pencak silat dinilai memenuhi kualifikasi berkontribusi terhadap peradaban manusia.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Gita Amanda
UNESCO Tetapkan Pencak Silat sebagai Warisan Tak Benda Dunia, Kamis (12/12), Bogota, Kolombia .
Foto: dok. Kementerian Luar Negeri
UNESCO Tetapkan Pencak Silat sebagai Warisan Tak Benda Dunia, Kamis (12/12), Bogota, Kolombia .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengungkapkan alasan tradisi pencak silat dalam Daftar Perwakilan dari Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan (ICH) UNESCO. Tradisi pencak silat dinilai memenuhi kualifikasi berkontribusi terhadap peradaban manusia.

"Karena kontribusi dari pencak silat terhadap kemanusiaan dan peradaban manusia. Saya kira cukup jelas kualifikasinya kenapa pencak silat dimasukkan ke dalam daftar representatif warisan budaya takbenda kemanusiaan," ujar Hilmar dalam konferensi pers di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (13/12).

Baca Juga

Hilmar menjelaskan, tradisi pencak silat sudah diusulkan oleh komunitas perguruan pencak silat dari sejumlah daerah beberapa tahun yang lalu. Kemudian pemerintah melalui Kemendikbud mengajukan secara resmi naskah pencak silat kepada UNESCO pada 2017.

Menurut dia, tradisi pencak silat dipilih menjadi warisan budaya takbenda karena terbukti regenerasinya sejak awal abad ketujuh. Sekitar 1.200-1.300 tahun masyarakat melekat dengan tradisi pencak silat.

Kemudian, UNESCO menilai seberapa jauh masyarakat berupaya dan bertanggung jawab melestarikan tradisi pencak silat. Selain itu, masyarakat dipastikan harus menerapkan tradisi pencak silat dalam praktik kebudayaan pada tataran kehidupan.

"Karena kalau masyarakatnya enggak bergerak, itu akan dinilai UNESCO apakah warisan budaya tak benda itu masih dilestarikan atau tidak," kata dia.

Hilmar menuturkan, pelestarian kebudayaan pencak silat sebenarnya sudah secara masif dilakukan berbagai komunitas atau perguruan pencak silat di seluruh penjuru Tanah Air bahkan di dunia. Akan tetapi, pengakuan tradisi pencak silat sebagai warisan budaya takbenda ini kemudian membuka upaya pelestarian yang lebih luas.

Sebab, masyarakat Indonesia kini mendapat tugas besar untuk melestarikan tradisi pencak silat. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan tradisi pencak silat bagi kepentingan pendidikan, penguatan jati diri, dan memperkuat eksistensi Indonesia di dunia internasional.

Untuk itu, kata Hilmar, Kemendikbud akan segera menggelar pertemuan dengan komunitas atau perguruan pencak silat terkait strategi pelestarian. Kemungkinan juga akan bersinergi dengan kementerian atau lembaga terkait seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

"Maka segera kita buat pertemuan di antara komunitas, pemerintah, Kemdikbud, Kemenpora, bagaimana strategi pelestarian sehingga amanat bisa dilaksanakan dengan baik," jelas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement