REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perusahaan maskapai asal Australia, Qantas Airways Australia memilih Airbus SE sebagai pemasok jet yang mampu melakukan penerbangan komersial terpanjang di dunia dari Sydney ke London. Pesawat A350-1000 yang dipesan itu dilengkapi dengan tangki bahan bakar tambahan untuk penerbangan hingga 21 jam.
Hal itu membuat Airbus menjadi pemimpin dalam penerbangan jarak sangat panjang yang terbang secara global. Sementara itu, Boeing sedang berjuang menghadapi penundaan pada program 777X dan krisis perusahaan yang lebih luas setelah dua kecelakaan 737 MAX yang mematikan.
Dilansir Reuters, Jumat (13/12), penerbangan Qantas akan dimulai pada paruh pertama 2023, tetapi tetap tunduk pada maskapai yang mencapai kesepakatan pembayaran dengan pilot. Ini memerlukan perpanjang waktu tugas pilot menjadi sekitar 23 jam untuk memperhitungkan potensi keterlambatan.
"Dan beralih antara menerbangkan A350 dan armada A330 maskapai saat ini. Keputusan akhir tentang pesanan diharapkan pada bulan Maret," kata maskapai dalam sebuah pernyataan.
Chief Executive Qantas, Alan Joyce mengatakan, pasar saat ini mempercayakan layanan nonstop pada maskapainya dari Sydney ke London dan ke New York berdasarkan dua tahun terbang non-stop dari Perth ke London. Capaian maskapai tersebut yakni 30 persen tarif premium di atas pesaing satu atap di kelas premium.
"A350 adalah pesawat yang fantastis dan kesepakatan di atas meja dengan Airbus memberi kami kombinasi terbaik baik itu dari sisi komersial, efisiensi bahan bakar, biaya operasi dan pengalaman pelanggan," katanya.
Chief Commercial Officer Airbus Christian Scherer berterima kasih kepada Qantas karena telah memilih Airbus untuk memenuhi kebutuhannya. Di sisi lain, seorang juru bicara Boeing mengatakan mereka kecewa dengan keputusan tersebut tetapi berharap untuk melanjutkan kemitraan jangka panjangnya dengan maskapai Qantas.
Rico Merkert, seorang profesor transportasi di University of Sydney Business School, mengatakan A350-1000 cocok dengan Qantas. Mengingat Boeing baru-baru ini melaporkan masalah seperti landasan 737 MAX, retakan struktural pada 737 NG dan perpecahan badan pesawat dalam uji tegangan 777-9.
Airbus tidak lagi memberikan daftar harga untuk pesawat, tetapi berdasarkan daftar harga 2018, pesanan Qantas bisa bernilai hingga 4,4 miliar dolar AS sebelum diskon besar yang merupakan standar bagi pelanggan maskapai.