REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat telah menetapkan berbagai ketentuan terkait kesepakatan perdagangan dengan China. AS menawarkan untuk menangguhkan pengenaan tarif pada produk China yang masuk. AS juga akan melakukan pemotongan beberapa tarif sebagai imbalan karena Beijing membeli banyak produk pertanian AS.
Dilansir Reuters, Jumat (13/12), diamnya China menimbulkan pertanyaan apakah kedua belah pihak menyetujui gencatan senjata dalam perang dagang mereka sebelum babak baru tarif tit-for-tat diberlakukan pada Ahad nanti.
Laporan Reuters menyebutkan bahwa seorang sumber menjelaskan status negosiasi bilateral kedua negara. Dia mengatakan AS akan menangguhkan tarif 160 miliar dolar AS pada barang-barang China yang diperkirakan mulai berlaku pada Ahad mendatang dan mengembalikan tarif yang ada.
Sebagai imbalannya, Beijing akan setuju untuk membeli produk pertanian AS senilai 50 miliar dolar pada 2020, dua kali lipat dari yang dibeli pada 2017, sebelum konflik perdagangan dimulai.
Yuan China melonjak ke posisi tertinggi dalam waktu empat setengah bulan terhadap dolar AS. Saham China menguat pada Jumat ini dengan harapan kedua belah pihak akan menghindari eskalasi lebih lanjut dari perang dagang.
Namun, baik Washington maupun Beijing tidak membuat pernyataan resmi tentang suatu kesepakatan, namun mengajukan pertanyaan tentang apakah persyaratan tersebut telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tarif baru Cina untuk barang-barang AS akan mulai berlaku pada 0401 GMT pada Ahad dan tarif baru AS untuk barang-barang Cina akan berlaku pada 05.01 GMT.
Keduanya perlu membuat pengumuman resmi untuk menunda atau membatalkan tarif. China mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan masalah dalam kesepakatan perdagangan dengan AS.
Washington telah menawarkan untuk memotong tarif pada barang-barang China sebanyak 50 persen dan menangguhkan tarif baru yang dijadwalkan pada Ahad untuk mengamankan tahap pertama kesepakatan yang dijanjikan pada Oktober.