REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Jauh di mata, dekat di hati. Peribahasa tersebut dirasakan oleh para warga Rusia sahabat dan pecinta Indonesia atau yang dikenal dengan sebutan Indonesianis. Untuk melepas rasa rindu terhadap Indonesia atau bernostalgia, mereka berkumpul di Wisma Duta KBRI Moskow, Selasa (10/12).
Sebanyak 90 orang Indonesianis hadir memenuhi Wisma Duta dalam pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Rusia merangkap Belarus, M Wahid Supriyadi beserta jajaran KBRI Moskow. Mereka tidak hanya dari generasi yang sudah lanjut usia yang mengenal dan mendalami Indonesia sejak awal kemerdekaan Republik Indonesia, tetapi juga generasi milenial. Di antara mereka ada yang mengenakan pakaian batik.
Para Indonesianis tersebut berasal dari berbagai kalangan, seperti pengusaha, akademisi, perwakilan organisasi kemasyarakatan, pecinta seni budaya, dan kalangan perguruan tinggi. Di antara yang hadir adalah mahasiswa yang mempelajari Bahasa Indonesia di perguruan tinggi di Rusia dan masyakarat Rusia yang mempelajari seni budaya dan Bahasa Indonesia di KBRI Moskow.
Dubes RI untuk Ruia merangkap Belarus, Wahid Supriyadi (tengah) dalam dialog dengan para Indonesianis.
Tak ketinggalan juga para alumni penerima beasiswa pemerintah Indonesia, yaitu Darmasiswa dan Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI). Hadir juga perwakilan dari Batik School Moscow, State Museum of Oriental Art, Moscow State Tchaikovsky Conservatory, dan Lembaga Kerja Sama Persahabatan Rusia dengan Indonesia (LKPI).
Para Indonesianis berdialog dan berbagi cerita, pengetahuan, atau pengalaman antara satu sama lainnya tentang Indonesia. Mikhail Kuritsyn dari LKPI dan Ketua Dewan Bisnis Rusia-Indonesia bercerita tentang bagaimana menjalin bisnis dengan Indonesia.
Duta Besar Vladimir Plotnikov yang lebih dari 20 tahun bertugas di Indonesia sebagai diplomat menyampaikan pengalamannya saat di Indonesia.
Anna Mamedova, pecinta Indonesia bercerita tentang kecintaannya pada seni budaya Indonesia dan selama ini mempelajari gamelan di KBRI Moskow. Ia juga menceritakan pengalamannya mengikuti program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) di Bali pada Mei-Agustus 2019.
Elizaveta Semyonova, mahasiswi Institute of Asian and African Studies berbagi pengalaman mengikuti lomba pidato Bahasa Indonesia dan mendapat kesempatan ke Indonesia menghadiri HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, Jakarta.
Suasana pertemuan para Indonesianis Rusia di kantor KBRI Moskow.
Sementara itu, Elvira Gaynullina, mahasiswi Akademi Diplomatik Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia menyampaikan ketertarikan yang tinggi untuk mempelajari Indonesia. Ia sangat gembira memiliki kesempatan yang sangat baik dipilih sebagai peserta dari Rusia pada Bali Democracy Student Conference (BDSC) III yang baru saja digelar di Bali pada 5-6 Desember 2019.
Kecintaan warga Rusia tidak lekang oleh waktu meskipun hubungan Indonesia dan Rusia mengalami pasang surut. Tak sedikit warga Rusia Indonesianis ini yang lebih dari separuh atau hampir seluruh usianya menekuni Indonesia, seperti Prof Alexei Drugov yang kini berusia 82 tahun.
Pada usia 23 tahun Alexei Drugov lulus dari Moscow State Institute of International Relations (MGIMO) sebagai ahli ketimuran dengan penguasaan Bahasa Indonesia. Pada tahun 1961-1962, ia menjadi juru bahasa perwira Angkatan Laut RI yang belajar tentang kapal selam di Vladivostok dan tahun 1962-1964 menjadi juru bahasa militer Uni Soviet di Indonesia. Setelah itu, ia menjadi pengajar Bahasa Indonesia dan studi Indonesia di salah satu perguruan tinggi di Moskow dan menulis banyak buku atau artikel tentang Indonesia.
Dubes Wahid Supriyadi dalam dialog dengan para Indonesianis ini menyampaikan apresiasi yang tinggi atas peran dan kontribusi mereka dalam mempererat hubungan bangsa Indonesia dengan Rusia. Kerja sama kedua negara terus mengalami peningkatan di berbagai bidang, seperti pariwisata dan sosial budaya.
“Peran dan kontribusi para Indonesianis di Rusia akan terus dibutuhkan dalam menjembatani hubungan kedua negara. Kalau dulu para Indonesianis dikenal dari kalangan yang hidup pada masa Presiden Soekarno, namun saat ini saya bangga karena hadir juga dari kalangan milenial,” kata Wahid.
Dubes Wahid menggarisbawahi pada tahun 2020 Indonesia dan Rusia akan memeperingati 70 tahun hubungan diplomatik. Karena itu diharapkan dukungan dan peran serta para Indonesianis dalam peringatan tersebut untuk lebih mempererat hubungan kedua bangsa.