Ahad 15 Dec 2019 09:54 WIB

Jembatan Sungai Pangkua Putus, Warga Terancam Terisolasi

Karena putusnya jembatan Sungai Pangkua, warga harus memutar 10 kilometer.

Rep: Febrian Fachri / Red: Friska Yolanda
Warga melihat kondisi jembatan rusak akibat banjir bandang di Nagari Pakan Raba
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warga melihat kondisi jembatan rusak akibat banjir bandang di Nagari Pakan Raba

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK SELATAN -- Satu jembatan putus akibat terjangan banjir Kabupaten di Solok Selatan, Sumatera Barat pada Jumat (13/12). Hingga Ahad (15/12) jembatan yang berada di atas aliran Sungai Pangkua tersebut belum diperbaiki. Dampaknya, aktivitas 3.266 warga empat jorong (setara desa) sekitar Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh menjadi terhambat. 

Jembatan yang putus tersebut selama ini sangat vital untuk transportasi warga setempat. Setidaknya ada 3.266 jiwa dari 808 kepala keluarga (KK) tersebut  tersebar di Jorong Sungai Pangkua, Kandang Baniah, Sungai Binuang dan Batang Lolo Panduang. 

Baca Juga

Di empat jorong ini terdapat fasilitas umum seperti empat sekolah di antaranya SMA, Tsanawiyah, dua sekolah dasar dan Kantor Urusan Agama.

Sebenarnya, ada jalan alternatif pengganti jembatan yang putus tersebut. Tapi untuk menempuh jalur alternatif, warga terpaksa harus memutar jalan hingga 10 kilometer. 

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria, mengatakan pihaknya sedang membuat pengajuan pembangunan jembatan bailey selama masa darurat. Hanya saja, proses pengerjaan belum bisa dilaksanakan karena terkendala pondasi belum dapat didirikan. 

"Memang ada rencana membangun jembatan bailey. Dinas PU sudah menyetujui. Tapi syaratnya kita (pemerintah kabupaten Solsel) harus bangun pondasi dulu. Kamarin sudah dibangun, tapi karena banjir yang tidak berhenti sehingga pondasi rusak lagi," ujar Muzni, Ahad. 

Muzni menyebut pemkab akan segera membangun kembali pondasi supaya proses pengerjaan jembatan bailey segera terlaksana. Muzni menambahkan di Solok Selatan  terdapat 12 jembatan yang terancam putus apabila banjir menerjang. 

Fitri, salah seorang warga mengatakan Jembatan Sungai Pangkua merupakan satu-satunya akses masyarakat antar jorong. Selama jembatan tak bisa dilewati kata dia, masyarakat terpaksa harus memutar jalan sangat jauh melewati jalur alternatif.

Saat banjir di akhir November lalu, Jembatan Sungai Pangkua hanya ambruk. Jembatan tersebut masih bisa dilalui warga pejalan kaki.

Namun karena kembali diterjang banjir Jumat kemarin, jembatan sama sekali tak dapat dilalui warga karena sudah putus. "Sekarang warga harus memutar jauh lewat jalur alternatif," ucap Fitri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement