REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Polisi Selandia Baru mengatakan tim penyelamat bencana memulai kembali menyisiri White Island mencari dua korban tersisa dari pencarian, Ahad (15/12). Jumlah korban meninggal dunia erupsi gunung berapi Senin lalu naik menjadi 16 orang.
Pihak berwenang mengatakan, delapan anggota tim pencarian dan penyelamatan polisi dikerahkan selama 75 menit ke daerah tempat diduganya terdapat satu korban jiwa. "Saya katakan, kami tidak dapat menemukan korban lebih lanjut di daerah itu," ujar Wakil Komisaris Polisi Selandia Baru Mike Clement.
Pada Jumat lalu, enam jenazah berhasil ditemukan dan dievakuasi dari pulau oleh militer Selandia Baru. Polisi menegaskan pihaknya terus mengupayakan penyelamatan bagi dua korban jiwa yang masih belum ditemukan.
"Semua orang melakukan pencarian, hampir putus asa menemukan korban dan berupaya mengembalikannya kepada keluarga," tambah Clement.
Pada Sabtu, tim penyelamat terhalang oleh jarak pandang yang rendah. Sehingga pencrian sempat tertunda selama beberpa jam. Gunung berapi yang menjadi tujuan populer para wisatawan itu meletus pada Senin lalu. Akibatnya, abu, uap, dan gas dimuntahkan di pulau itu.
Di antara 47 orang yang berada di pulau pada saat erupsi adalah turis Australia, Amerika Serikat, Jerman, Cina, Inggris, dan Malaysia. Korban meninggal dunia dilaporkan menjadi 16 orang, ketika satu korban luka parah meninggal di rumah sakit Australia. Sementara puluhan orang yang terluka dan menderita luka bakar parah, masih dirawat di rumah sakit di Selandia Baru, dan Australia.
Polisi merilis nama dan kewarganegaraan para korban meninggal. Satu korban merupakan warga negara Australia berusia 21 tahun bernama Krystal Browitt. Kemdian dari Selandia Baru, diidentifikasikan bernama ipene Maangi dan Australia Zoe Hosking, Gavin Dallow dan Anthony Langford.
Beberapa kritik muncul usai kejadian ini sebab pihak berwenang masih mengizinkn turis berada di pulau itu, dan diberi tanda-tanda meningkatnya aktivitas tremor di hari-hari sebelum letusan. Mengheningkan cipta selama satu menit akan dilakukan di Selandia Baru pada Senin, (16/12) pukul 2.11 waktu setempat, tepat satu pekan setelah letusan fatal terjadi.