Ahad 15 Dec 2019 13:12 WIB

Rumah Zakat akan Luncurkan Aplikasi Zakat

Rumah Zakat menciptakan ekosistem digital tentang zakat.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Zakat
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Lembaga pengelola Zakat, Infak, Sedekah dan dana kemanusiaan, Rumah Zakat akan meluncurkan aplikasi digital zakat pada 8 Januari 2020 mendatang. Aplikasi tersebut tidak hanya digunakan untuk menyalurkan zakat. Namun masyarakat bisa memanfaatkannya untuk mencari kebutuhan makanan atau pakaian.

Baca Juga

Direktur Program Rumah Zakat, Murni Alit Baginda mengungkapkan pada 2020 mendatang Rumah Zakat mengusung kampanye dengan tema "Kebahagiaan Indonesia". Kampanye tersebut diharapkan program berbagi bisa menjangkau penerima manfaat lebih luas di seluruh Indonesia.

"Kenapa dimunculkan (kebahagiaan Indonesia) semangat kita menjangkau penerima manfaat lebih luas, maka kita usung tema kebahagiaan Indonesia," ujarnya saat ditemui di kawasan Car Free Day, Dago, Kota Bandung, Jawa Barat, Ahad (15/12).

Menurutnya, pihaknya mengajak masyarakat bergerak untuk berbagi dari mulai diri sendiri, dari hal kecil hingga menjadi gerakan meluas. Sehingga dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu, katanya wilayah pemberdayaan semakin kuat.

Ia mengatakan, salah satu langkah yang dilakukan pada 2020 yaitu transformasi digital dengan membuat aplikasi zakat. Masyarakat katanya bisa bergabung dan memanfaatkan aplikasi tersebut yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pemberi zakat.

"Kita siapkan aplikasi flatform yang akan mengakomodir semua kebutuhan, tidak hanya kepentingan berzakat tapi semua kebutuhan seperti untuk ibadah, makanan halal, fashion dan aplikasi yang dibutuhkan muslim," katanya.

Dengan adanya aplikasi, Murni berharap bisa menciptakan ekosistem digital tentang zakat. Menurutnya, masyarakat yang tengah berbelanja pun ingin berdonasi. Rumah Zakat pun katanya akan mengajak mitra terlibat dalam aplikasi tersebut.

Ia menambahkan, pihaknya sudah melakukan penguatan desa berdaya sebanyak 1.657 desa di 33 provinsi di Indonesia pada 2019. Menurutnya, pemberdayaan dilakukan di desa karena desa memiliki permasalahan seperti kemiskinan, pangan dan air. Oleh karena itu, jika desa diberdayakan maka tidak akan ada urbanisasi dan kemiskinan tidak melonjak tinggi.

"Desa berdaya akan diperluas menjadi 2.800 lebih pada 2020. Penguatan program membangun center of exellent dengan pengukuran SGDS," katanya.

Murni mengatakan pada 2019 ini pihaknya sudah menyalurkan program ke 32 ribu penerima manfaat di seluruh Indonesia. Diharapkan, katanya pada akhir tahun bisa terus bertambah. Acara yang dilaksanakan saat ini katanya diantaranya terdapat virtual reality tentang pemberdayaan di desa, talkshow, pameran pemberdayaan dan pemeriksaan kesehatan gratis.

Salah seorang warga, Imas asal Sekeloa mengaju sengaja datang ke acara Rumah Zakat untuk memeriksakan kesehatan. "Sengaja datang buat berobat cek kesehatan," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement