REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan China mulai sedikit meredakan perang dagang mereka. Hal itu dintandai dengan disetujui perjanjian dagang baru yang disebut 'Fase I' pada Jumat (13/12). Ini merupakan kesepakatan penangguhan dan pengurangan tarif atas produk China yang masuk ke AS sebagai imbalan atas komitmen China mengimpor hasil pertanian AS.
"Kami telah menyetujui kesepakatan Fase I yang sangat besar dengan China. Pejabat di China telah menyetujui banyak perubahan struktural dan pembelian besar-besaran Produk Pertanian, energi, dan Barang-Barang Manufaktur, ditambah banyak lagi lainnya," kata Presiden AS Donald Trump lewat akun Twitter-nya, Jumat.
Juru runding perdagangan AS menyebut Beijing telah setuju untuk mengimpor setidaknya 200 miliar dolar AS tambahan barang dan jasa AS selama dua tahun ke depan. Angka itu akan melampaui nilai impor tertinggi pada 2017 lalu.
Berdasarkan data Biro Analisis Ekonomi AS, diketahui China membeli produk AS senilai 130 miliar dolar AS dan jasa layanan senilai 56 miliar dolar AS pada 2017. Jika pembelian terbaru yang telah disepakai baru-baru ini dilakukan, maka itu akan menjadi lompatan besar dalam jumlah ekspor AS ke China.
Sebagai imbalannya, kata pejabat AS, Washington akan menunda tarif untuk barang-barang China yang masuk ke AS yang sebenarnya suda mulai berlaku pada Ahad (15/12). Selain itu, juga akan dilakukan pemotongan tarif terhadap sejumlah produk China.
Trump lewat akun Twitter-nya, megatakan, pihaknya telah setuju untuk menangguhkan tarif atas produk China senilai 160 miliar dolar AS, seperti telepon seluler buatan, komputer laptop dan barang-barang konsumsi lainnya.
Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mengatakan, tarif yang ada pada 120 miliar dolar AS barang lainnya seperti speaker pintar dan headphone bluetooth juga akan dipotong menjadi 7,5 persen. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh USTR pada hari Jumat mengatakan bahwa Amerika Serikat akan meninggalkan tarif 25 persen untuk barang-barang Tiongkok senilai 250 miliar dolar AS.
China juga telah setuju untuk menangguhkan tarif pembalasan, yang sebelumnya menargetkan produk AS seperi jagung, kendaraan dan suku cadang buatan AS. Jika kesepakatan tak terjadi, sebenarnya tarif balasan ini juga mulai berlaku pada Ahad (15/12).
Pada konferensi pers di Beijing, para pejabat China mengatakan kedua belah pihak telah menyetujui teks kesepakatan. Namun mereka tidak membuka rincian jumlah barang AS-China yang telah disetujui untuk ditransaksikan.
Perjanjian setebal 86 halaman itu akan ditandatangani oleh negosiator utama kedua negara pada pekan pertama Januari di Washington.