REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia (RI) mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Jabar yang memberikan perhatian khusus kepada koperasi dan usaha kecil, khususnya di pesantren. Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan, gerakan pemberdayaan ekonomi umat seperti OPOP bisa menjadi pilot project pemberdayaan UKM tingkat nasional.
“Saya juga diminta Pak Menteri (Koperasi dan UKM) untuk ke Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Dan saya melaporkan (kepada Menteri Koperasi dan UKM), kelihatannya ini untuk membangun pesantren Jawa Barat di 2020 harus menjadi pilot project,” ujar Rully di acara gelar produk koperasi pondok pesantren yang tergabung dalam One Pesantren One Product (OPOP) di Gedung Sate, Kota Bandung, akhir pekan ini.
Rully mengatakan, pemberdayaan ekonomi rakyat melalui koperasi dan UKM menjadi atensi Pemerintah Pusat. “Fakta lain menunjukkan kita tidak boleh pada saat ini meninggalkan peran usaha mikro, kecil, dan menengah,” katanya.
Rully menjelaskan, kalau dari statistik yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB ternyata bukan usaha besar. Namun, usaha mikro.
"UMKM secara keseluruhan itu memberikan kontribusi 60 persen (untuk PDB) dan lapangan kerja 97 persen tenaga kerja kita terserap di UKM,” katanya.
Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, kegiatan gelar produk OPOP ini, menjadi bagian dari penghargaan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar kepada koperasi pondok pesantren yang mampu menghadirkan produk unggulannya. Sebelumnya, Pemda Provinsi Jabar memberikan pelatihan, magang, pendampingan usaha, temu bisnis, bantuan penguatan modal, pameran –baik di dalam maupun luar negeri.
Menurut Uu, OPOP digagas Pemda Provinsi Jabar untuk mengakselerasi visi Jabar Juara Lahir Batin. “Kang Emil (Gubernur Jabar) bergerak di bidang ekonomi (pesantren), tetapi dengan tidak meninggalkan program kepesantrenan dulu,” kata Uu.
OPOP sendiri, kata dia, bertujuan untuk menghadirkan kemandirian ekonomi pesantren. Uu pun mengajak pesantren lain untuk terlibat dalam OPOP.
“Mulai dari sekarang saya minta kepada pesantren (yang belum ikut serta OPOP), buat pesantrennya hebat dalam administrasi dan prospeknya, karena kami (OPOP) dinilai oleh tim independen dan bekerja sama dengan perguruan tinggi,” paparnya.
Sedangkan, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jabar Kusmana Hartadji mengatakan, ada kegiatan temu bisnis dalam gelar produk OPOP. Selain itu, ada bantuan penguatan usaha kepada 1.074 pesantren tahap 2 sebesar Rp 20-30 juta.
Menurut Kusmana di gelaran produk kali ini telah berkumpul 1.074 usaha pesantren se-Jabar yang akan menjadi model pemberdayaan umat. 1.074 pesantren tersebut adalah pesantren juara hasil proses seleksi administrasi dan audisi usaha pesantren.