REPUBLIKA.CO.ID, KULAWI -- Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Sigi mendukung rencana Pemerintah Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah merelokasi warga korban banjir bandang di Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi ke tempat yang lebih aman. "Saya kira rencana tersebut perlu didukung semua pihak demi kebaikan masyarakat setempat," kata Ketua FPRB Sigi, Syaiful Taslim lewat telepon, Ahad malam (15/12).
Namun, sebelum hal itu dilakukan, pemerintah bersama semua yang terkait, termasuk tokoh masyarakat dan adat Desa Bolapapu duduk bersama membicarakan sehingga proses relokasi berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dia juga mengatakan perlu dilakukan pembelajaran mitigasi bencana bagi masyarakat, termasuk di seluruh wilayah permukiman yang tergolong rawan bencana alam banjir.
Masyarakat harus diberi edukasi soal mitigasi bencana agar mereka siap dan tahu apa yang harus dilakukan saat bencana alam terjadi. Bencana alam yang terjadi di Desa Bolapapu, Kecamatan Sigi itu merupakan bencana yang kedua kalinya.
Ia menjelaskan, masyarakat Desa Bolapapu harus menyadari lokasi permukiman mereka memang rawan bencana alam sehingga perlu waspada dan siaga setiap saat, terutama pada waktu musim hujan. Lokasi permukiman berada di bawah lereng gunung dan banyak batu-batuan besar dengan lapisan tanah yang tipis.
Ketika hujan deras dan terjadi banjir, maka batu-batu tersebut terseret banjir dan memporak-porandakan rumah warga. Syaiful juga menambahkan sepanjang 2019, sudah terjadi beberapa kali bencana alam banjir bandang di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi.
Warga berada disekitar rumah yang rusak akibat diterjang banjir bandang di Dusun Pangana, Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (13/12/2019).
Bencana alam banjir pertama terjadi di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan. Banjir kedua terjadi di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa. Ketiga kali terjadi di Desa Sapo dan Sadaunta, Kecamatan Kulawi. Banjir keempat terjadi di Desa Poi, Kecamatan Dolo Selatan dan banjir kelima terjadi di Desa Bolapapu, Kecamatan Kulawi.
Sigi benar-benar digempur bencana alam sehingga perlu mendapat perhatian. Syaiful menilai bencana banjir sering terjadi, selain karena curah hujan yang tinggi, kemungkinan besar fungsi hutan sudah semakin berkurang.
Ketua Yayasan Jabanta Sulteng, Ais Celebes sebelumnya mengatakan banjir bandang yang terjadi di Desa Bolapapu pada 12 Desember 2019 dikarenakan curah hujan tinggi dan juga semakin banyak warga yang membuka kebun di lereng gunung. Selain itu, menurut orang-orang tua di Desa Bolapapu, di atas permukiman penduduk ada semacam kolam lumpur.
Kemungkinan ini lumpur itu yang tumpah ke permukiman warga bersamaan dengan banjir. "Tapi kita belum tahu apakah memang seperti itu. Makanya perlu diteliti dan diperiksa," kata dia.
Yayasan Jabanta adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Jabanta juga mengusulkan agar Pemkab Sigi merelokasi warga Desa Bolapapu, sebab banjir ini sudah yang kedua kali terjadi.