REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam masalah hidup, ada hal yang dapat diselesaikan dan ada yang tidak. Khusus untuk faktor tertentu, penyakit hidup ini digadang-gadang sulit disembuhkan.
Ibnu Abdil Barr dalam kitabnya Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, terdapat tiga jenis kesulitan yang susah disembuhkan dalam hidup. Ketiganya antara lain kemiskinan yang disertai dengan kemalasan, permusuhan yang dirasuki kedengkian, dan sakit fisik yang disebabkan faktor usia.
Pada faktor pertama, sesungguhnya Allah SWT sudah bersumpah bahwa diriNya tak akan mengubah suatu kaum/orang apabila tak ada usaha dan upaya dari orang tersebut (Ar Ra'd, 11). Untuk itulah sesungguhnya, kemiskinan yang didapat sebagai takdir seseorang bisa diubah asal diiringi dengan ikhtiar dan doa.
Namun apabila kemalasan justru melekat beriringan dengan kemiskinan tersebut, maka penyakit hidup seseorang yang menjalaninya tak kunjung pulih. Kaya atau miskin itu sejatinya hanyalah persoalan mentalitas. Mental orang miskin cenderung akan mengkritik minimnya rezeki dan kesempatan yang ia punya, sementara mentalitas orang kaya akan terus berjuang apapun rintangan hidup yang dihadapi.
Kedua, permusuhan yang dibarengi kedengkian. Islam merupakan agama perdamaian, persatuan meski dalam perbedaan, dan juga agama tolong-menolong. Sikap saling bermusuhan yang dibarengi dengki sejatinya akan mengakar kuat dan menimbulkan gejolak penyakit hati.
Padahal, apabila bisa saling bersatu, permusuhan dan dengki bisa dikubur dalam-dalam. Dengan bersatu, kelak akan tercipta suasana kebaikan yang bermuara pada keberhasilan. Seperti kata-kata bijak Arab berikut: "Al-ittihadu asasun-najahi,". Yang artinya: "Persatuan adalah pangkal keberhasilan."
Sedangkan yang ketiga, adalah sakit fisik yang disebabkan faktor usia. Orang yang lanjut usia memiliki kesempatan fisik yang minim dan kekurangan imunitas tubuh. Untuk itu apabila penyakit fisik mendera di kala usia tua, maka penyembuhnya akan sulit didapatkan.