REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) resmi mengoperasikan Tol Layang Jakarta-Cikampek pada Ahad (15/12). Tol sepanjang 38 kilometer yang terbentang dari Cikunir hingga Karawang Timur itu jika dilihat dari kejauhan seperti bergelombang.
Tol dengan jembatan terpanjang di Indonesia itu memiliki beberapa tanjakan dan turunan, tak sepenuhnya lurus. Pimpinan Proyek Area 1 Jasa Marga Prajudi menjelaskan, Tol Layang Japek dibangun agar cukup tinggi dari jalan tol yang ada di bawahnya. Kontur bergelombang karena ada penyesuaian dengan jalan tol existing.
"Pada saat melewati overpass bagaimanapun harus meninggikan jalur, jadi memang kelihatan naik-turun menyesuaikan struktur di bawah, yaitu overpass dan jembatan-jembatan," kata Prajudi seusai meninjau dibukanya Tol Layang Japek, Ahad (15/12).
Meskipun struktur Tol Layang Japek bergelombang, Prajudi memastikan hal tersebut tidak berbahaya. Secara geometris, kata dia, jalan tol tersebut dari bentuk desainnya sudah memenuhi kaidah teknis.
Meskipun begitu, Prajudi mengingatkan pengguna Tol Layang Japek tetap harus mengikuti aturan kecepatan. "Jangan terlalu cepat, ada faktor angin. Maksimal kecepatan 60 sampai 80 kilometer per jam," ujar Prajudi.
Masyarakat juga tak perlu khawatir jika terjadi keadaan darurat di sepanjang tol layang tersebut. Direktur Utama PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono menambahkan, tol layang tersebut dilengkapi dengan delapan akses jalur darurat. Jalur darurat tersebut, kata Djoko, terhubung dengan setiap simpang susun dalam jalur existing.
Djoko menuturkan, jalur darurat dibangun agar saat terjadi kondisi darurat terdapat akses evakuasi melalui simpang susun atau interchange yang dilengkapi tangga ke bawah. “Interchange ini ada di delapan titik di kilometer 13, 17, 21, 24, 28, 31, 36, dan 38,” ujar Djoko.
Djoko berharap dengan dibukanya jalan tol layang tersebut dapat mengurangi kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sekira 30 persen. Kendaraan golongan satu nonbus diharapkan dapat beralih ke atas sehingga mengurangi kepadatan di jalur utama.
Jalan Tol Layang. Jalan tol layang jalur B (arah Jakarta) terlihat dari jalan tol japek bawah di wilayah Karawang, Jawa Barat, Ahad (15/12).
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru mengatakan, penentuan tarif Tol Layang Japek belum diumumkan. "Masih dibahas intensif oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan Ditjen Binamarga Kementerian PUPR," kata Dwimawan Heru seusai meninjau dibukanya Tol Layang Japek, Ahad (15/12).
Heru juga belum bisa memastikan kapan Tol Layang Japek akan dikenakan tarif. Namun, selama periode Natal dan Tahun Baru 2019/2020, tol layang tersebut dibuka secara gratis.
Untuk saat ini, kendaraan yang boleh melintas di Tol Layang Japek dibatasi hanya golongan satu. "Karena, kalau kendaraan besar naik ke atas dengan kondisi sekarang, masih banyak yang kelebihan muatan dan dimensi," ujar Heru menjelaskan.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, fasilitas darurat di Tol Layang Jakarta-Cikampek sangat diperlukan. Salah satunya terkait jalur untuk penyelamatan darurat yang harus dibangun di jalan tol sepanjang 38 kilometer itu. “Ini terkait juga dengan tangga turun di delapan lokasi yang dekat dengan putar balik,” kata Djoko, Ahad (15/12).
Dia menambahkan, tol tersebut juga harus dilengkapi lagi dengan empat lokasi parking bay yang masing-masing lokasi akan dibangun sepanjang 60 meter. Menurut dia, lokasi parking bay harus bisa menampung sekitar 10 sampai 15 kendaraan parkir dalam kondisi darurat.
Djoko menambahkan, pengoperasian Tol Layang Japek secara fungsional selama masa libur Natal dan tahun baru saat musim hujan akan memberikan keuntungan bagi pengelola. Sebab, Jasa Marga dapat mempelajari perilaku pengguna tol. Selain itu, apat memeriksa kondisi saluran air yang sudah terpasang di jalan tol tersebut.
“Ini apakah saat hujan, dapat menampung dan menyalurkan air hingga ke arah yang sudah dipasang dan tidak terjadi kebocoran atau sumbatan sepanjang saluran itu,” ujar Djoko.
Dia memperkirakan, proses penyempurnaan dan merapikan tol tersebut akan memakan waktu sekitar satu sampai dua bulan. Hal tersebut menurutnya penting karena sepanjang perjalanan tidak ada gerbang menuju Tol Japek bawah.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit memastikan tol yang membentang dari Cikunir hingga Karawang Timur itu dilengkapi dengan beberapa armada kendaraan. “Kendaraan ini maksudnya, seperti mobil derek, patroli jalan raya, patroli layanan jalan tol, rescue, dan ambulans sehingga pengguna jalan tol merasa aman dan nyaman,” kata Danang. n rahayu subekti, ed: satria kartika yudha