REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Pemerintah Selandia Baru menyerukan kepada warganya untuk mengheningkan cipta selama satu menit. Hal itu untuk menandai satu pekan sejak terjadinya letusan gunung berapi di White Island.
Proses mengheningkan cipta akan dilakukan sekitar pukul 14.11 waktu setempat, bertepatan ketika gunung berapi tersebut meletus pada Senin pekan lalu. Dalam akun instagramnya, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memberikan penghormatan kepada seluruh pihak yang telah melakukan upaya evakuasi dan pencarian dengan luar biasa.
"Mereka yang hilang sekarang selamanya terhubung dengan Selandia Baru, dan kami akan menjaga mereka tetap dekat," ujar Ardern.
Ardern akan memimpin hening cipta dalam pertemuan kabinet mingguan. Sebanyak 16 korban meninggal dunia akibat letusan gunung berapi tersebut telah dikonfirmasi. Sementara, dua jenazah lainnya diyakini masih hilang dan berada di perairan lepas di sekitar White Island.
Sedangkan 20 korban luka-luka kini masih dalam perawatan intensif di sejumlah rumah sakit. Sebagian besar dari mereka mengalami luka bakar cukup parah.
Pada Ahad (15/12) lalu, tim penyelamat kembali melakukan pencarian dan evakuasi di White Island. Para penyelam melakukan pencarian di laut lepas namun tidak menemukan jenazah yang hilang. Rencananya, proses pencarian akan dilanjutkan pada Senin (16/12).
"Ini adalah tugas yang sulit dan berkelanjutan," ujar Wakil Komisaris Polisi John Tims sambil menambahkan bahwa polisi berkomitmen untuk mengevakuasi jenazah.
BBC melaporkan, proses identifikasi jenazah saat ini sedang dilakukan di Auckland oleh para ahli, termasuk ahli patologi, dokter gigi forensik, dan petugas sidik jari. Korban pertama yang berhasil diidentifikasi adalah seorang warga Australia, Krystal Eve Bowitt (21 tahun) berasal dari Melbourne. Bowitt sedang mengunjungi pulau tersebut bersama keluarganya ketika terjadi letusan gunung berapi.
Polisi sedang mengumpulkan informasi tentang kemungkinan korban, seperti deskripsi penampilan, pakaian, foto, sidik jari, catatan medis, gigi serta sampel DNA. Rincian tersebut kemudian akan dicocokkan dengan bukti yang dikumpulkan dalam pemeriksaan post-mortem.