Senin 16 Dec 2019 14:31 WIB

Saan Sebut Majunya Gibran Bukan Upaya Bangun Dinasti Politik

Majunya Gibran dalam Pilkada Solo dinilai merupakan pilihan berkarier di politik

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Esthi Maharani
Wakil Ketua Komisi II DPR Saan Mustopa saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/12).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Wakil Ketua Komisi II DPR Saan Mustopa saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Nasdem Saan Mustopa menilai majunya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wali kota Solo bukanlah sebuah upaya Jokowi membangun dinasti politik. Ia menyebut bahwa yang dilakukan Gibran murni karier politik.

"Itu karier politik, bukan dinasti poltiik, itu karier yang dipilih oleh Gibran dan Pak Jokowi memberikan jalan itu," kata Saan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/12).

Menurutnya seseorang dikatakan melanggengkan kekuasaan politik jika berada ditingkatan jabatan yang sama. Sedangkan yang terjadi pada kasus Gibran, antara presiden dan wali kota levelnya dinilainya berbeda.

"Nah ini kalau levelnya terlalu tinggi, misal seorang presiden dan putranya maju di walikota, itu gimana disebut sebagai dinasti? Toh enggak melanggengkan kekuasaan sebagai seorang presiden, dia berkiprah di walikota. Jadi kalau kita lihat dari secara saya pribadi, dinasti harus di level yang sama," ucapnya.

Lagipula, ia menambahkan, hak untuk dipilih adalah hak dasar warga negara. Menurutnya hal tersebut tidak bisa dihalang-halangi.

"Jadi enggak bisa kita halangi, siapapun termasuk putra presiden," ungkapnya.

Gibran resmi mencalonkan diri menjadi bakal calon wali kota Solo pada Kamis (12/12) pagi. Selain Gibran, menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution juga mendaftar sebagai bakal calon wali kota Medan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement