Senin 16 Dec 2019 17:04 WIB

1,1 Ha Taman Wisata Gunung Ijen Ditanami Pohon

Taman Wisata Gunung Ijen sempat mengalami karhutla pada Oktober lalu.

Red: Dwi Murdaningsih
Warga mengamati panel tenaga surya berada di kawah Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (7/11/2019).
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Warga mengamati panel tenaga surya berada di kawah Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (7/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Kawasan hutan seluas 1,1 hektare di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Ijen, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang terbakar pada 19 Oktober 2019 lalu kini dipulihkan kembali. Hari ini, Senin (16/12) dilakukan penanaman sebanyak 500 pohon cemara gunung (Casuarina junghuniana).

TWA Kawah Ijen terletak di tengah-tengah kawasan Cagar Alam (CA) Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup. Secara administratif pemerintahan berada dalam dua wilayah yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.

Baca Juga

Penanaman pohon cemara gunung itu dilakukan oleh sebanyak 257 mahasiswa dari 27 perguruan tinggi dari berbagai daerah melalui program Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang digagas oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Perguruan tinggi yang mahasiswanya terjun dalam upaya mengkonservasi kawasan hutan yang belum lama ini terbakar ini di antaranya dari Universitas Airlangga (Unair) Kampus Banyuwangi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Politeknik Negeri Banyuwangi, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Universitas Terbuka (UT), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan beberapa perguruan tinggi lainnya.

Kepala BBKSDA Jatim Nandang Prihadi mengemukakan bahwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Oktober lalu telah menghanguskan sekitar 940 hektare di kawasan TWA Kawah Ijen, Gunung Ranti, dan Gunung Merapi Ungup-Ungup. "Kondisi itu mengakibatkan ditetapkannya status darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta ditutupnya TWA Kawah Ijen pada 20 Oktober hingga 6 November," katanya.

Ia menambahkan kebakaran tersebut telah melahap habis sepertiga kawasan di Pegunungan Ijen, termasuk dalam cakupan wilayah BBKSDA. Dampak yang paling signifikan atas karhutla di TWA Gunung Ijen itu yakni kerusakan ekosistem yang ada di kawasan tersebut, dan kemudian berimbas pada rusaknya siklus kehidupan tumbuhan dan satwa.

"Saya berharap kalangan muda, khususnya di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso menjadi terdorong dan memiliki keinginan untuk ikut serta menjaga lingkungan, dan juga berharap aksi 'Siap Darling' ini tidak berhenti di TWA Gunung Ijen, tapi terus berlanjut di kawasan konservasi maupun hutan lainnya," katanya.

Vice President Director FX Supanji menyatakan program "Siap Darling" berupa pelestarian lingkungan yang digagas pihaknya selalu mengajak dan melibatkan generasi milenial untuk bergerak bersama peduli lingkungan. Program itu juga diharapkan dapat melatih rasa cinta lingkungan, dan dalam jangka panjang program tersebut adalah langkah kecil menuju terciptanya ekosistem lingkungan yang seimbang.

"Apa yang kita lakukan bersama dengan penanaman pohon cemara gunung di TWA Gunung Ijen ini merupakan langkah nyata generasi milenial terhadap lingkungan yang rusak akibat kebakaran," katanya.

Berdasarkan data dari Pemkab Banyuwangi, jumlah pengunjung di TWA Kawah Ijen pada 2015 terus meningkat. Pada 2014 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara tercatat sebanyak 90.080 orang. Jumlah tersebut melonjak menjadi sebanyak 169.445 orang tahun 2015. Sempat menurun pada 2017, namun naik lagi menjadi sebanyak 194.203 orang pada 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement