REPUBLIKA.CO.ID, CLINTON -- Tujuh kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat akan tampil di atas panggung debat di Los Angeles. Mereka akan berjumpa setelah berkampanye selama hampir satu tahun dan bertahan dari serangan lawan-lawan politik.
Dalam enam bulan terakhir jumlah kandidat presiden dari Partai Demokrat terus menurun dari sebelumnya sebanyak 20 orang. Tampaknya debat terakhir pada 2019 ini juga belum dapat memberikan petunjuk siapa yang akan memenangkan primary Partai Demokrat dan bersaing melawan Donald Trump pada 2020 mendatang.
Saat ini para kandidat menghadapi gangguan dari Washington yang belum pernah terjadi sebelumnya baik dalam debat maupun di luar debat. Prinsip-prinsip inti mereka juga dipertanyakan dan tanda-tanda Partai Demokrat saling menjatuhkan satu sama lain juga semakin terlihat.
Elizabeth Warren menjadi salah satu kandidat yang harus berusaha keras agar bisa bertahan dalam medan pertarungan. Mantan profesor hukum tersebut sempat naik daun dengan kebijakan-kebijakan progresif yang ia janjikan selama ini.
Namun tiba-tiba ia kesulitan untuk menjawab pertanyaan tentang rencana jaminan kesehatan nasional yang ia ajukan. Kualitasnya sebagai kandidat presiden dan kemampuan dalam mengalahkan Trump pun tiba-tiba dipertanyakan.
Tim kampanye strategis Partai Demokrat Boyd Brown mengatakan Warren sedang kesulitan dalam kampanyenya. Saat ini Brown mendukung Joe Biden tapi sebelumnya ia membantu Beto O'Rourke yang telah terpaksa mundur dari pencalonan. "Dia mendapat masalah besar," kata Brown, Senin (16/12).
Warren menghindari konflik dengan sesama kandidat dari Partai Demokrat pada tahun ini. Tapi ia juga mulai menjadi antagonis dengan menyerang kandidat-kandidat moderat seperti Joe Biden dan Mayor Pete Buttigieg.
Senator Massachusetts itu menyerang Biden dan Buttigieg. Menurutnya mereka terlalu mendukung gagasan-gagasan Partai Republik dan terlalu nyaman dengan pendonor-pendonor kaya. Orang-orang di lingkaran Warren berharap strategi itu dapat mengalihkan fokus pembicaraan dari jaminan kesehatan nasional yang ia ajukan.
Tim Warren berharap para pemilih kembali fokus pada isu andalannya yakni memberlakukan pajak tinggi pada miliuner dan korupsi. Tapi ia masih belum lepas dari pertanyaan seputar jaminan kesehatan nasional.
Ketika ditanya mengenai hal itu Warren mengatakan kepada 180 orang di kota Clinton, Mississippi River, Iowa, ia tidak akan segera memindahkan seluruh asuransi ke asuransi universal yang dikelola pemerintah. Ia mengatakan masyarakat yang ingin asuransi pemerintah dapat membelinya sebelum mengakhirinya dengan mengatakan 'pada akhir periode pertama saya, kami akan memilih untuk Jaminan Kesehatan untuk semua'.
Pertanyaan yang sulit Warren jawab adalah bagaimana pemerintah membayar Jaminan Kesehatan Universal tanpa menaikan pajak kelas menengah. Warren pun merilis 'rencana transisi' Jaminan Kesehatan Nasional. Ia berjanji rencana itu akan disetujui Kongres pada tahun ketiga masa jabatannya. Sementara sebagai presiden ia akan mengandalkan rencana asuransi yang sudah ada. Termasuk memperluas cakupan Obamacare yang sudah mapan.