REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inspektur Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, pada Senin (16/12), resmi dilantik sebagai Kepala Badan Reskrim Kriminal (Kabareskrim) Polri yang baru. Ketua DPR Puan Maharani berharap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan bisa segera diselesaikan pihak kepolisian.
"Ya kita meminta prosesnya itu tetap dilakukan sebagaimana disampaikan Kabareskrim, bahwa proses ini tidak berhenti, namun sampai mana prosesnya tentu saya tanya dulu ke Kabareskrim dan Kapolri tetapi itu tetap dilakukan," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/12).
Ia pun mendorong agar kepolisian segera menuntaskan kasus tersebut. Politikus PDIP itu berharap agar penyelidikan terhadap kasus tersebut tidak berhenti di tengah jalan.
"Saya hanya bisa mengingatkan dan mendorong proses ini tetap berjalan dan dilakukan Kabareskrim, bahwa bagaimana, gimana, dan seperti apa, silakan tanya ke Kabareskrim, karena saya juga belum dapatkan laporannya dan belum nanya ke Kabareskrim," ucapnya.
Seusai dilantik menjabat Kabareskrim, Listyo Sigit Prabowo mengatakan, dirinya segera melakukan konsolidasi dengan tim teknis untuk melakukan pengungkapan terkait kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Listyo menyebut, konsolidasi itu akan ia lakukan secepatnya.
"Dari tim teknis terkait dengan masalah Novel Baswedan, tentunya akan segera kita konsolidasikan," kata Listyo kepada wartawan usai upacara sertijab di Bareskrim Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (16/12).
Listyo menegaskan, konsolidasi bersama seluruh tim teknis tersebut bertujuan untuk segera mengungkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. "Setelah ini saya akan segera konsolidasikan seluruh tim teknis dan stafnya. Doakan secepatnya," imbuh dia.
Seperti diketahui, Novel menjadi korban penyiraman air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 di kawasan tempat tinggalnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Akibat serangan tersebut, mata kiri Novel rusak permanen. Sudah dua tahun polisi tak mampu mengungkap siapa dalang, pelaku, dan motif penyerangan itu.
TPF Polri Gagal Temukan Penyerang Novel