REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sebanyak 2.500 pasukan Brimob Polri disiagakan untuk mengantisipasi kerawanan bencana di musim penghujan. Ribuan pasukan Brimob Polri tersebut akan bergabung bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
Wakil Kepala Korps Brimob Polri Brigjen Abdul Rakhman Baso, mengatakan pasukan Brimob akan tergabung dalam Operasi Aman Nusa II yang terbagi menjadi beberapa satuan tugas (Satgas). Yakni Satgas Pengungsian dan Perlindungan, Satgas Kedokteran dan Kesehatan, Satgas Lidik Sidik dan Satgas Bantuan Operasi (Banops).
"Kami siapkan 2.500 pasukan Brimob Polri siap diterjunkan dalam status tanggap bencana, maupun pasca darurat bencana," ujar Abdul di Mako Brimob Polri di Kelapa Dua, Cimanggis, Kota Depok, Senin (16/12).
Selain itu, lanjut Abdul, pihaknya juga menyiapkan sarana pendukung transportasi, yang akan membantu kinerja seluruh satuan tugas dalam upaya penyelamatan ketika terjadi bencana. "Nantinya personel siap di geser ke wilayah-wilayah rawan bencana, dengan pencerahan (informasi) dari BNPB, BNPT dan BMKG. Sehingga ke depan seluruh personel siap siaga," tegasnya.
Direktur Penanganan Pengungsi BNPB Pusat, Johny Sumbung mengapresiasi apel siap siaga bencana pasukan Brimob Polri. "Kami siap memberikan dukungan terutama dalam hal logistik dan peralatan yang mendukung operasi bantuan bencana," kata dia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari BNPB sejak Januari hingga November 2019 telah terjadi 2.829 bencana yaitu berupa angin puting beliung sejumlah 880 kejadian, banjir 657 kejadian, tanah longsor 621 kejadian. Sedangkan saat musim kemarau terjadi kebakaran hutan sebanyak 508 kejadian, kekeringan 118 kejadian, gempa 24 kejadian, Abrasi 13 kejadian, letusan gunung api tujuh kejadian. "Tentunya keberadaan pasukan Brimob Polri sangat membantu tanggap bencana," ujar Johny.