REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, neraca perdagangan Indonesia masih defisit sebesar 1,33 miliar dolar AS pada November 2019. Meski begitu, angka tersebut membaik bila dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 2,08 miliar dolar AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, masih defisitnya neraca dagang disebabkan sektor migas. Sementara kinerja sektor nonmigas juga tidak cukup untuk menutupi defisit itu.
"Oleh karena itu, program yang dilakukan pemerintah untuk kurangi migas, yaitu meningkatkan lifting. Ditambah pula untuk implementasi B30 tahun depan," ujar Airlangga kepada wartawan di Jakarta, Senin, (16/12).
Demi mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), lanjutnya, pemerintah pun menyiapkan program produksi B100. "Termasuk study dari green avtur dan finalisasi TPPI untuk mengurangi petrochemical," kata dia.