REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) memprediksi risiko ekonomi global masih membayangi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto di Jakarta, Senin, mengatakan risiko ekonomi global itu di antaranya pelemahan ekonomi China dan geopolitik salah satunya di kawasan Laut China Selatan.
"Itu sangat berpengaruh kepada kita nanti," katanya.
Selain dua hal itu, risiko ekonomi global lainnya yakni adanya kebijakan proteksionisne yang masih akan terjadi, peningkatan aliran populisme, hingga perlambatan harga komoditas.
Risiko global lainnya yakni tingkat utang negara yang tinggi serta perlambatan ekonomi di Uni Eropa dan potensi krisis di Amerika Latin. "Ini berpotensi berpengaruh ke neraca dagang dan pertumbuhan ekonomi," katanya.
Bappenas, kata dia, sudah melakukan penghitungan untuk mengantisipasi risiko global itu di antaranya penguatan dari sisi permintaan dan transformasi sisi produksi.
Di tengah ketidakpastian global, pemerintah lanjut dia, akan memperkuat permintaan domestik, investasi akan didorong khususnya sektor manufaktur yang memberikan nilai tambah tinggi.
Selain itu, prosedur investasi akan disederhanakan serta mengarahkan investasi di kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus (KEK). Kebijakan fiskal, lanjut dia, juga akan dilonggarkan untuk menstimulus ekonomi RI.
Sedangkan dari sisi transformasi produksi, industrialisasi akan dilaksanakan untuk meningkatkan produktivitas dan mendorong inovasi serta transfer teknologi.