Senin 16 Dec 2019 22:07 WIB

Airlangga Pastikan Indonesia Siap Manfaatkan Peluang RCEP

RCEP adalah kesepakatan perdagangan terbesar yang liputi 33 persen PDB dunia

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (tengah) berbincang bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) dan Menag Fachrul Razi (kiri) usai menekan tombol pemancangan perdana Menara Syariah di Jakarta, Ahad (8/12).
Foto: Republika/Prayogi
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (tengah) berbincang bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) dan Menag Fachrul Razi (kiri) usai menekan tombol pemancangan perdana Menara Syariah di Jakarta, Ahad (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan Indonesia siap memanfaatkan peluang dari perdagangan di tingkat regional dan global usai tahapan perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) selesai.

Airlangga dalam acara Dialog Perjanjian RCEP di Jakarta, Senin (16/12), mengatakan Indonesia dengan potensi ekonomi terbesar di ASEAN memiliki daya saing yang kuat untuk memanfaatkan peluang dan berbagai kemudahan dalam RCEP.

"Saya berikan apresiasi setinggi-tingginya kepada tim perunding Indonesia yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan Perjanjian RCEP," ujar Airlangga mengenai proses perundingan RCEP yang sudah mulai memasuki tahap akhir.

Ia menjelaskan RCEP merupakan kesepakatan perdagangan terbesar dunia yang meliputi 33 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, 29 persen perdagangan dunia, dan 48 persen populasi dunia.

Oleh karena itu, menurut dia, Indonesia harus memanfaatkan peluang yang ditawarkan RCEP seperti akses pasar bagi produk ekspor Indonesia yang akan semakin terbuka.

Selain itu, tambahnya, industri nasional juga akan semakin terintegrasi dengan jaringan produksi regional dan terlibat dalam mata rantai regional dan global.

"Tentunya hal tersebut akan menarik investasi asing untuk lebih banyak masuk ke dalam negeri," kata mantan Menteri Perindustrian ini.

Ia menambahkan kegiatan perekonomian nasional harus lebih kompetitif untuk memanfaatkan peluang tersebut, yang saat ini telah dilakukan melalui penyiapan peta jalan peningkatan daya saing nasional.

Menurut Airlangga, potensi pasar perdagangan melalui RCEP saat ini sangat besar yaitu mencapai sekitar 3,6 miliar jiwa di tengah kondisi dunia yang semakin terintegrasi.

"Saya juga ingin mengajak seluruh stakeholders untuk saling berkoordinasi dan bersinergi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan melalui implementasi dari perjanjian RCEP ini," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan harus bersinergi untuk menuntaskan berbagai pekerjaan rumah agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton dan mampu berkiprah dalam RCEP.

"Penyelesaian RCEP merupakan kerja kita bersama dan akan menjadi keberhasilan Indonesia di mata dunia internasional," katanya.

Sebagai aktualisasi dari lima program prioritas tahun 2019-2024, pemerintah juga fokus pada penyelesaian permasalahan ekonomi dalam jangka pendek, terutama untuk mengatasi defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan.

Beberapa contoh program yang dilakukan antara lain kewajiban B30, restrukturisasi TPPI, dan penyelesaian perundingan perdagangan untuk membuka akses pasar ekspor Indonesia, termasuk melalui RCEP.

Dari sisi perdagangan, pemerintah ikut mendorong pelaksanaan program diversifikasi ekspor melalui pengembangan industri hilir seperti industri nikel dan bauksit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement