REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan Surat Berharga Negara (SBN) melalui Bareksa meningkat 217 persen hingga Desember 2019. Pembelian SBN didominasi oleh segmen investor ritel, dengan nilai pembelian sekitar Rp 10 juta per investor.
Co Founder dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengatakan Bareksa memberikan kontribusi terhadap jumlah investor secara signifikan, rata-rata penetrasi sebesar 10,2 persen setiap masing-masing seri.
“Ini tren yang menggembirakan artinya perusahaan tekfin seperti Bareksa terus mendemokratisasi pasar obligasi negara kita,” ujarnya dalam keterangan tulis, Selasa (17/12).
Bareksa merupakan satu dari dua perusahaan fintech yang pertama kali diberi mandat oleh Kementerian Keuangan, bersama delapan bank papan atas, untuk menjual Surat Utang Negara (SUN) ritel di pasar perdana domestik secara online. Penunjukan ini dilakukan pada April 2018 lalu.
Savings Bond Ritel seri SBR003 adalah produk Surat Berharga Negara (SBN) ritel pertama yang ditawarkan secara online. Pada November 2018, Bareksa mulai mendukung penjualan SBSN ritel untuk Sukuk Tabungan seri ST002 dan masyarakat bisa membeli secara online dengan nilai minimal Rp 1 juta.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Big Data Telkom dan Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, Kementerian Keuangan pada Desember 2019, sebesar 28 persen dari 12 ribu responden menyatakan bank merupakan mitra distribusi untuk membeli surat utang negara (SUN). Pada urutan kedua, sebanyak 19 persen responden langsung menjawab Bareksa.