Selasa 17 Dec 2019 12:58 WIB

Proyek Rekonstruksi Masjid Al-Nuri di Mosul Dimulai

Masjid al-Nuri dihancurkan sebagian oleh ISIS pada 2017.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Proyek Rekonstruksi Masjid Al-Nuri di Mosul Dimulai. Foto Masjid Agung al-Nuri di Mosul, Irak, 7 Agustus 2017 (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Suhaib Salem
Proyek Rekonstruksi Masjid Al-Nuri di Mosul Dimulai. Foto Masjid Agung al-Nuri di Mosul, Irak, 7 Agustus 2017 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Proyek rekonstruksi Masjid Agung Al Nuri di kota Mosul, Irak, telah mulai dilakukan. Masjid tersebut dihancurkan sebagian oleh ISIS pada 2017.

Sebelumnya, pada April lalu, Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan akan membiayai proyek Unesco sebesar 50 juta dolar AS untuk membangun masjid tersebut. Al Nuri dibangun pada abad ke-12. Masjid ini dijuluki 'si bungkuk' lantaran bentuk menaranya yang condong.

Baca Juga

Pada 2014, pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi mendeklarasikan kekhalifahan ISIS di masjid tersebut. ISIS kemudian menghancurkan masjid selama pertempuran sengit dengan pasukan keamanan Irak.

Warga setempat masih berjuang membangun kembali kehidupan di Irak. Setelah para teroris dikeluarkan dari kota Mosul dari 2017, pihak berwenang dan penduduk setempat mulai menyelamatkan segala yang tersisa di kota itu.

Selain masjid dan situs Muslim, UNESCO juga memperbaiki situs lain, termasuk dua gereja, kuil Yazidi dan perpustakaan pusat Universitas Mosul. Asisten Direktur Jenderal Budaya di Unesco, Ernesto Ottone-Ramirez, mengatakan pada Februari lalu, proses regenerasi adalah kesempatan menginspirasi kaum muda dan mengenalkan mereka dengan warisan mereka.

"Kami berusaha mendapatkan kembali apa yang dulunya adalah semangat Mosul. Unesco memiliki pengalaman lebih dari 70 tahun dalam membentuk budaya dan kebijakan, tetapi ini sedikit berbeda dengan proyek yang telah kami lakukan di masa lalu di Kamboja dan di Mesir. Sebuah sumbangan bagi 10 orang yang mencipakan seni Islam modern, dengan fokus pada visual dan pertunjukan seni, akan berlangsung selama lima tahun ke depan," katanya, dilansir di The National, Selasa (17/12).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement