REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ratusan umat Muslim berkumpul di sebuah tempat suci di Kashmir untuk memperingati wafatnya Syekh Abdul Qadri al-Jailani yang dimakamkan hampir dua ribu mil jauhnya di ibu kota Irak, Baghdad. Mereka berdoa selama 11 hari lamanya sejak Senin (9/12) lalu setelah Kashmir dikuasi India.
Seperti dilaporkan Washingtonpost pada Sabtu (14/12), kuil berusia 200 tahun tersebut dibangun sebagai tanda penghormatan terhadapnya Syekh Abdul Qadir Jailani. Pada kesempatan itu, umat Islam mengangkat tangan dan menangis dalam doa, baik laki-laki, perempuan, dan anak-anak.
Mereka berkumpul untuk melihat peninggalan suci yang diyakini sebagai helai rambut Syekh Abdul Qadir Jailani. Terletak di jantung kota Srinagar, kuil bersejarah ini pernah dihadiri puluhan ribu umat Islam.
Namun, tahun ini jumlah umat yang berdoa di tempat suci tersebut mulai berkurang. Karena, sejak Agustus lalu, Perdana Menteri India, Narendra Modi menurunkan lebih banyak petugas keamanan di tempat tersebut.
Narendra memperketat keamanan dan dengan keras mengekang hak-hak sipil, serta menutup masjid-masjid penting. Langkah tersebut semakin memperdalam sentimen anti-India di antara orang-orang Muslim di Kashmir.
Kashmir merupakan wilayah yang menjadi pusat konflik antara India dan Pakistan selama beberapa dekade. Wilayah pegunungan Kashmir menjadi daerah konflik selama 70 terakhir. Baik India maupun Pakistan sama-sama mengklaim wilayah dengan penduduka mayoritas muslim tersebut.
Sementara itu, umat Islam, kebanyakan wanita, mendatangi tempat suci di Kashmir tersebut sebagai ruang yang sangat jauh dari ketegangan politik yang tak henti-hentinya di wilayah tersebut.