REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Natal dan Tahun Baru, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memasang tiga replika pohon natal raksasa. Pohon natal raksasa itu akan dipajang di tiga titik. Pohon Natal raksasa setinggi 20 meter itu nanti akan dipasang bersama berbagai ornamen natal disepanjang Jalan Sudirman-Thamrin.
Kepala Biro Kepala Biro Pendidikan Mental dan Spiritual (Dikmental) DKI Jakarta, Hendra Hidayat mengatakan Pemprov DKI akan ikut memeriahkan Natal dan Tahun Baru dengan memasang berbagai ornamen natal di pusat kota Jakarta. Pemasangan ornamen Natal di Jakarta tersebut, menurutnya bagian dari kesetaraan. Dimana setelah sebelumnya dipasang berbagai ornamen dan gelaran acara untuk menyambut kemeriahan Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Ia mengungkapkan tiga pohon natal raksasa yang akan dipasang setinggi 20 meter di tiga titik. Di antaranya pertama di bekas taman parkir Thamrin 10, kedua di lapangan Banteng, dan ketiga lokasi masih belum ditentukan kemungkinan di sekitar Istora Senayan. "Pemasangan rencananya pada 18 Desember ini," kata Hendra kepada wartawan, Selasa (17/12).
Selain pohon Natal, ia mengatakan, saat ini juga sedang disusun Surat Edaran Sekda, berisi imbauan agar setiap kantor sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin memasang hiasan dan ornamen bertemakan Natal dan Tahun Baru. Kemudian, sambung dia, Pemprov DKI juga akan membuat paduan suara Christmas Carol, yaitu paduan suara yang akan menyanyikan lagu lagu natal di beberapa titik tempat publik di Jakarta.
"Nantinya akan ada beberapa tempat yang akan dijadikan area Christmas Carol di Jakarta, di antaranya di Mall Fx Sudirman, Bank Panin Bundaran Senayan, Area Sampoerna Strategic, Taman Dukuh Atas Trowongan Kendal, Plaza Indonesia Bundaran HI, Istora Senayan dan Stasiun Blok M," ungkap Hendra.
Ia menyebut langkah Pemprov DKI memeriahkan Natal dan Tahun Baru di Jakarta ini bagian dari kesetaraan dan kebersamaan umat beragama di Jakarta. Ke depan Hendra juga mengungkapkan Pemprov DKI sudah mendapatkan surat untuk izin pagelaran Festival Ogoh-ogoh Umat Hindu untuk menyambut Nyepi pada Maret 2020 nanti.
"Langkah ini bukti bahwa Pemprov DKI telah dan akan terus melakukan upaya kerja sama, toleransi dan kebersamaan antarumat beragama di Jakarta," kata dia. Walaupun dalam survei terbaru Forum kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kementerian Agama (Kemenag), menyebut toleransi Jakarta dibawah rata-rata nasional.
"Selama ini justru di DKI tidak ada ditemukan konflik umat beragama. Yang ada justru seperti di Papua ada penyerangan ke tempat ibadah dan pengusiran warga. Tapi di Jakarta tidak ada itu," ujar Hendra.
Kalaupun soal toleransi yang dipersoal, misalnya seperti kegiatan aksi 411 atau 212 yang menyuarakan suara umat Islam. Tapi ia menyebut, aksi itu tidak dibarengi penyerangan kepada umat agama lain. Lagipula pergerakan massa saat aksi tersebut bukan hanya orang Jakarta tapi ada juga orang di wilayah luar kota Jakarta.
Dan selain dari itu, ia mengklaim Pemprov DKI juga akan memberikan Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI), yang pada 2020 diberikan kepada seluruh rumah ibadah, baik Masjid, Gereja, Pura dan Wihara. "Tahun 2020 besar anggaran BOTI totalnya Rp 134 miliar," katanya.
Anggaran itu diperuntukkan kepada 3.200 masjid masing-masing Rp 2 juta, 2.000 mushala masing-masing Rp 1 juta. Juga untuk 1.379 gereja masing-masing Rp 2 juta,
untuk 15 pura masing-masing Rp 2 juta, dan kepada 19 wihara masing-masing Rp 2 juta. "Jadi kita ingin posisinya kebersamaan dan kesetaraan semua umat beragama di Jakarta," terangnya.