Selasa 17 Dec 2019 18:27 WIB

Arab Diminta Respons Pembukaan Kantor Brasil di Yerusalem

Negara-negara Arab diminta merespons Brasil yang buka kantor perdagangan di Yerusalem

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Suasana Kota Yerusalem. Negara-negara Arab diminta merespons Brasil yang buka kantor perdagangan di Yerusalem. Ilustrasi.
Foto: Picryl
Suasana Kota Yerusalem. Negara-negara Arab diminta merespons Brasil yang buka kantor perdagangan di Yerusalem. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat menyerukan negara-negara Arab mengambil tindakan serius terhadap Brasil. Hal itu berkaitan dengan keputusan Brasil membuka kantor perdagangan di Yerusalem.

Berbicara kepada Radio Palestina pada Senin (16/12), Erekat mengatakan nilai perdagangan antara negara-negara Arab dan Brasil mencapai sekitar 17,39 miliar dolar AS. Perdagangan sangat mendukung dan menyokong Brasil.

Baca Juga

Menurut dia, negara-negara Arab seharusnya tak membiarkan negara yang membuka kantor perdagangan atau memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel ke Yerusalem memiliki hubungan perdagangan dengan mereka. Sebab hal itu berdampak pula pada perjuangan Palestina.

Brasil membuka kantor perdagangan di Yerusalem pada Ahad (15/12). Upacara pembukaan dihadiri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan putra Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Eduardo Bolsonaro. Eduardo turut menjabat sebagai anggota parlemen Brasil.

Pada kesempatan itu, Eduardo mengatakan bahwa ayahnya bermaksud memenuhi janjinya untuk memindahkan kedutaan besar Brasil ke Yerusalem. "Dia (Jair Bolsonaro) mengatakan kepada saya bahwa pasti, ini komitmen, dia akan memindahkan kedutaan ke Yerusalem, dia akan melakukan itu," ujarnya seperti dikutip laman Al Araby.

Eduardo mengungkapkan pemindahan kedutaan besar ke Yerusalem tidak dilakukan semata-mata untuk negaranya. "Tapi untuk menjadi contoh bagi seluruh Amerika Latin," kata dia.

Netanyahu sangat menyambut komitmen Brasil. Dia berterima kasih atas dukungan yang kerap diberikan Brasil kepada Israel dalam forum internasional. Ttermasuk bantuan dana baru-baru ini untuk mengatasi bencana alam.

"Israel ada di sana dan Israel akan selalu ada di sana untuk rakyat Brasil serta untuk persahabatan kita bersama," kata Netanyahu.

Setelah terpilih sebagai presiden pada November 2018, Bolsonaro mempertimbangkan untuk merelokasi kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Dia juga bermaksud menutup kedutaan Brasil di Palestina. “Apakah Palestina sebuah negara? Palestina bukanlah sebuah negara. Jadi seharusnya tidak ada kedutaan di sini,” kata Bolsonaro.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement