Selasa 17 Dec 2019 18:50 WIB

Peneliti LIPI: Awal Musim Hujan Waktu Menetas Ular Kobra

Begitu menetas, anakan korban akan bergerak menyebar.

Ular Kobra
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ular Kobra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ular kobra jawa (Naja sputatrix) atau dikenal juga sebagai ular sendok menghuni tipe habitat seperti perbatasan hutan yang terbuka, savana, persawahan hingga pekarangan.

Ular jenis berbisa ini, menurut peneliti bidang herpetologi Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy di Jakarta, Selasa, menyukai suhu ruangan yang hangat dan lembab untuk tempat menetaskan telur.

Baca Juga

Telur kobra diletakkan di lubang-lubang tanah atau di bawah serasah daun kering yang lembap. Telur-telur tersebut akan menetas dalam rentang waktu tiga sampai empat bulan.

Hampir semua jenis ular, termasuk induk ular kobra pada periode tertentu akan meninggalkan telur-telurnya dan membiarkan telur tersebut menetas sendiri.

“Awal musim penghujan adalah waktu menetasnya telur ular. Fenomena ini wajar, dan merupakan siklus alami,” tambah Amir.

Ular ini berukuran rata-rata 1,3 meter dan bisa mencapai ukuran panjang 1,8 meter. Sekali bertelur induk betina ular kobra jawa dapat menghasilkan 10 sampai 20 butir telur. “Begitu menetas, anakan kobra akan menyebar ke mana-mana,” katanya.

Terdapat dua jenis ular kobra di Indonesia, yakni kobra sumatra atau Naja sumatrana yang terdapat di Sumatera dan Kalimantan dan kobra jawa atau Naja sputarix yang terdistribusi di Jawa, Bali, Lombok, Komodo, Pulau Rinca, Sumbawa dan Flores. Ular berbisa ini berbahaya karena memiliki kemampuan meyemprotkan bisa (venom).

Karenanya meski belum ada korban jiwa, Amir mengemukakan masyarakat perlu mewaspadai fenomena munculnya anak-anak ular kobra di beberapa pemukiman seperti di Bogor, Bekasi, Jember, Jakarta Timur, Klaten dan Yogyakarta.

Dalam buku petunjuk penanganan gigitan ular yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) insiden gigitan ular di Asia Tenggara musiman, tertinggi terjadi selama masa peningkatan aktivitas pertanian dan musim hujan. Sebagian besar gigitan ular dialami petani yang bekerja bertelanjang kaki, sehingga bagian kaki dan pergelangan kaki yang banyak terkena.

Epidemi gigitan ular mengikuti siklus banjir, badai dan invasi habitat ular untuk pembangunan jalan, irigasi dan penebangan hutan. Aktivitas-aktivitas menyebabkan perubahan jangka panjang pada iklim dan ekologi dan mendorong mereka masuk pemukim manusia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement