Selasa 17 Dec 2019 22:42 WIB

Kopi Lokal Masih Kalah dari Kopi Impor

Persentase konsumsi kopi lokal di Indonesia sekitar 30 persen.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nora Azizah
Persentase konsumsi kopi lokal di Indonesia sekitar 30 persen, sisanya dipenuhi lewat impor.
Foto: Flickr
Persentase konsumsi kopi lokal di Indonesia sekitar 30 persen, sisanya dipenuhi lewat impor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) mengatakan, kini persentase konsumsi kopi lokal di Indonesia sekitar 30 persen. Sisanya, kebutuhan kopi dalam negeri dipenuhi lewat impor.

"Seperti kita ketahui, industri kopi di indonesia, kopi instan atau kopi sachet perlu kopi yang low price. Itu kita masih mengimpor kopi dari luar, sebab kopi robusta luar khususnya, jauh harganya di bawah kopi indonesia," kata Ketua SCAI Syafrudin kepada Republika, Selasa, (17/12).

Baca Juga

Meski begitu, baginya hal itu tidak masalah. Apalagi Indonesia telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas Asean (AFTA), sehingga impor kopi dari Vietnam misalnya, tidak bisa diperdebatkan.

"Sepanjang industri kita masih berjalan. Sepanjang kita masih menghasilkan profit bagi negara dari industri kopi instan tadi, adanya kopi yang kita impor untuk industri, itu tidak jadi masalah," tegas Syafrudin.

Pada kesempatan itu, Syafrudin pun mengungkapkan, harga kopi di tingkat petani sudah lebih bagus. Apalagi petani bekerja sama dengan koperasi untuk memperkuat sistem.

"Untuk jamin harga atau market price guarantee harus ada satu badan, yaitu tadi namanya koperasi sudah ada. selama ini ada pedagang yang harganya sudah bagus di suatu tempat, tapi suatu ketika harga turun, yang seperti ini kendala juga," tuturnya.

SCAI, kata dia, selalu mendorong petani kopi agar terhimpun dalam satu wadah, misal Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Selanjutnya beberapa Gapoktan berkumpul menjadi sebuah koperasi dan melakukan ekspor.

Tak hanya itu, suplai kopi di Indonesia pada 2019-2020 cukup, bahkan dinilai berlebih. Para eksportir saat ini menunggu harga lebih bagus.

"Mereka harus cerdik dalam stratevi bisnis, jadi skrg di gudang-gudang kopi di Sumatera, Jawa, dan Bali mereka lagi tunggu, kira-kira seminggu lagi harga naik, baru mereka lepas," jelas

Dirinya menjelaskan, cuaca di Indonesia memang sedang bagus. Kadang panas kadang hujan, sehingga biji kopi yang hijau di pohon cepat matang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement