REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Setelah mengunjungi empat kota, Japanese Film Festival (JFF) 2019 sampai di lokasi penyelenggaraan terakhir. Sama seperti tahun sebelumnya, Kota Bandung terpilih menjadi penutup rangkaian acara tahunan itu.
Acara besutan The Japan Foundation tersebut membawakan 14 film terbaru yang rilis pada 2018 dan 2019. Sebanyak 13 film diputar di bioskop CGV Paris Van Java, Bandung, dengan film drama komedi sejarah Samurai Shifters menjadi pembuka.
Film bercerita tentang seorang samurai kutu buku yang mengemban tugas berat sebagai perencana pemindahan wilayah tuannya. JFF berharap Samurai Shifters dapat memberikan gambaran mengenai kehidupan Jepang di masa lalu.
Deretan film lain termasuk Little Love Song, A Banana? At This Time of Night?, Children of The Sea, Masquerade Hotel, 12 Suicidal Teens, dan masih banyak lagi. JFF juga menayangkan Humba Dreams karya sutradara Riri Riza.
Belasan sinema itu tayang untuk penikmat film di Bandung mulai 20 sampai 22 Desember 2019. Harga tiket dibanderol sebesar Rp 20 ribu untuk tiap film. Tiket dijual mulai 18 Desember 2019 secara daring maupun di lokasi penayangan.
Selain pemutaran film, JFF bekerja sama dengan Indicinema Bandung akan menyelenggarakan diskusi dengan tema "Micro-Budget Production: Director’s View". Pembicara dalam diskusi berbagi pengalaman tentang produksi film berbiaya rendah.
Pemateri yang hadir ialah sutradara Yandy Laurens yang sukses dengan daur ulang film Keluarga Cemara. Ada pula Ravi Bhawarni, sutradara 27 Steps of May yang karyanya meraih banyak penghargaan di festival film internasional.
Keduanya membahas seputar pembuatan produksi film dengan anggaran yang terbatas, bersama moderator Minfadly Robby, manajer Indicinema Bandung. Diskusi berlangsung di Amara Meeting Room, DeJava Hotel, pada Sabtu, 21 Desember 2019, tanpa dipungut biaya.