REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perwakilan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Korea Utara (Korut) Stephen Biegun akan mengunjungi China. Pada Rabu (18/12), Departemen Luar Negeri AS mengatakan Biegun akan berada di Beijing pada hari Kamis dan Jumat.
Beigun bertandang ke China setelah menggelar pembicaraan di Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Tur negara-negara Asia Timur itu dilakukan setelah Pyongyang terus menambah tekanannya ke AS.
Menjelang tenggat waktu negosiasi denuklirisasi yang mereka ditetapkan berakhir, Korut terus menggelar uji coba rudal untuk menekan AS. Pada Sabtu (15/12) pekan lalu Korut menyatakan kembali berhasil menggelar 'uji coba penting'.
Korut mengatakan uji coba yang digelar di lokasi peluncuran roket itu dilakukan untuk mengembangkan senjata strategis yang dapat menghalau ancaman nuklir AS. Para analis mengatakan uji coba semacam itu membantu Korut untuk membangun rudal balistik antar-kontinental (ICBM) yang lebih andal lagi untuk mencapai AS.
Pada tahun lalu, Presiden AS Donald Trump sudah bertemu dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un sebanyak tiga kali. Tapi hingga kini belum ada tanda-tanda proses negosiasi denuklirisasi Semananjung Korea akan selesai.
Korut sudah berjanji akan mengambil 'langkah baru' bila AS gagal mengatasi kebuntuan negosiasi tersebut. Pyongyang tidak menjelaskan 'langkah baru' yang mereka katakan.
Ketegangan semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena Pyongyang menggelar serangkaian uji coba senjata dan terus mengkritik AS. Hal itu memicu kekhawatiran kedua negara bersitegang seperti sebelum mereka menggelar serangkaian pertemuan diplomatik tahun lalu.