Rabu 18 Dec 2019 14:11 WIB

Pemerintah Buat Konsep Pendidikan Pancasila Buat ASN

Setiap ASN akan diberikan bekal penanaman nilai-nilai Pancasila.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo.

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo mengatakan akan membuat konsep pendidikan awal pancasila bagi para calon Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun ASN yang ingin naik jenjang atau jabatan. Nantinya dalam konsep tersebut mereka akan diberikan penanaman nilai-nilai pancasila.

"Ya sedang dirumuskan bersama Badan Kepagawaian Negara (BKN), Lembaga Administrasi Negara (LAN), Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Rencananya pada Februari 2020 konsep tersebut akan selesai. Ya untuk seperti apa nantinya tunggu juklak (petunjuk pelaksanaan) nya saja," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (18/12).

Baca Juga

ASN, kata ia, nantinya tidak hanya mengerti tentang birokrasi saja. Tetapi ASN harus memahami empat hal penting yaitu membumikan pancasila, radikalisme, terorisme, bahaya narkoba, serta memahami area rawan korupsi.

Tjahjo menegaskan setiap ASN penting menanamkan nilai-nilai Pancasila dipikiran dan tindakan. Kalau pikirannya sudah ada dasar pancasila. Maka, nanti dalam mengambil keputusan apapun mereka mampu mengamalkan nilai-nilai pancasila.

"Kalau model pendidikannya seperti apa. Ya tunggu saja. Pokoknya pemahaman tentang bahaya terorisme, radikalisme dan bahaya narkoba serta pemahaman tentang area rawan korupsi yang harus dipahami dalam pikiran dan tindakan ASN. Ini untuk calon ASN maupun ASN yang akan naik jenjang kepangkatan/ jabatan," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement