Rabu 18 Dec 2019 14:39 WIB

Antisipasi Banjir Sawah, Kementan Siapkan Pompanisasi

Intensitas hujan yang mulai meningkat di sejumlah daerah menimbulkan potensi banjir

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Menghadapi musim hujan, Kementan siapkan pompanisasi  Foto pertanian Indonesia, (ilustrasi).
Foto: Kementan
Menghadapi musim hujan, Kementan siapkan pompanisasi Foto pertanian Indonesia, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Intensitas hujan yang mulai meningkat di sejumlah daerah menimbulkan potensi banjir di area persawahan. Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, pemerintah telah menyiapkan antisipasi dengan upaya pompanisasi area banjir.

"Kita sudah koordinasi untuk menyiapkan pompanisasi jika terdapat genangan di sawah," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Sarwo Edhy di Jakarta, Rabu (18/12).

Sarwo memastikan, upaya pencegahan maupun penanggulangan dampak hujan berupa banjir di area persawahan tahun ini akan lebih efektif. Kementan, menurut dia, telah menyiapkan seluruh kebutuhan sarana prasarana. Namun, Sarwo tak merinci apa saja yang sudah disiapkan.

Lebih lanjut, katanya, jika terdapat area persawahan yang mengalami gagal panen akibat terendam banjir, Sarwo mengatakan pemerintah telah menyiapkan asuransi padi. "Sarana dan prasarana antisipasi musim hujan tahun ini saya rasa akan lebih efektif," kata Sarwo.

Anggota Serikat Petani Indonesia (SPI) Yogyakarta, Qomarunajmi, menuturkan hingga saat ini belum volume air di area persawahan wilayah Yogyakarta masih terkendali. Menurut dia, sebagian wilayah telah melakukan panen raya pada bulan November sedangkan sebagian lagi akan memasuki masa panen pada bulan ini.

"Ada beberapa yang terpaksa panen lebih cepat karena ada kemungkinan kena hujan dan angin kencang. Kita masih lihat situasinya," kata Qomar saat dihubungi.

Menurut dia, di situasi seperti sekarang, masalah lebih kepada kesulitan untuk mengeringkan gabah. Sebab, belum semua kelompok petani memiliki mesin pengering gabah sehingga hanya mengandalkan matahari.

Sementara itu, Ketua Serikat Petani Jawa Timur, Nurhadi Zaeni mengatakan bahwa mayoritas area persawahan di Jawa Timur telah panen sebelum musim penghujan. Untuk area yang masih dalam masa tanam, Nurhadi mengatakan pihaknya masih melakukan pemantauan terhadap hama maupun unggas yang bisa merusak padi.

"Kita masih memantau lokasi yang panen dan tanam, tapi sejauh ini belum ada hal yang serius karena hujan belum begitu merata," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement