Rabu 18 Dec 2019 19:01 WIB

Dewan Penasihat Hanura: OSO Telah Langgar Pakta Integritas

Dewan Penasihat Hanura menyebut seharusnya OSO mundur dari jabatan ketua umum.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Dewan Penasihat Partai Hanura Chairuddin Ismail di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu (18/12).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Dewan Penasihat Partai Hanura Chairuddin Ismail di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Penasihat Partai Hanura Chairuddin Ismail menyatakan Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) disebut telah melanggar Pakta Integritas, yang merupakan hasil musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) 2016. Untuk itu, ia menyebut seharusnya OSO saat ini mundur dari jabatannya sebagai ketua umum.

"Seharusnya harga mati (Pakta Integritas), karena dia sendiri bukan kita yang nyuruh. Saya pribadi tadinya melihat tanda tangan itu sebagai suatu kesungguhan," ujar Chairuddin di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu (18/12).

Baca Juga

Pakta Integritas tersebut berisi bahwa OSO harus menjamin soliditas dan kesinambungan Partai Hanura untuk menang pada Pemilu 2019. Selain itu, OSO juga harus menjamin kursi partai di DPR bertambah.

Selanjutnya, Pakta Integritas tersebut berisi pernyataan jika tak memenuhi dan mematuhinya maka OSO akan secara ikhlas mundur dari posisinya sebagai Ketua Umum Partai Hanura. "Tapi ya alhamdulillah dilanggar, (ingin bertemu untuk mengingatkan) ya dia tidak mau ketemu saya," ujar Chairuddin.

Melihat sejumlah hal yang dilanggar, ia menilai Partai Hanura di bawah kepengurusan OSO adalah abal-abal. Sebab, sejumlah pengurus partai sebelumnya disingkirkan oleh mantan ketua DPD itu.

"Dengan cara ngomong gini, mudah-mudahan orang yang disingkirkan itu bangkit kembali. Itu kita persatukan dengan suatu kekuatan di sini," ujar Chairuddin.

Musyawarah Nasional (Munas) III Partai Hanura menetapkan Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Umum lagi. OSO kembali jadi Ketum secara aklamasi atas dukungan 34 DPD beserta DPC. Pleno penetapan OSO sebagai Ketum Hanura berlangsung tertutup.

Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir mengatakan, sempat ada salah satu kader Hanura yang ingin maju di bursa ketum. "Atas permintaan 34 DPD dan DPC Pak OSO terpilih kembali secara aklamasi," ujar Inas.

OSO menyatakan ia masih merasa bertanggung jawab untuk memimpin Hanura. Bahkan, ia menolak posisi anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang ditawarkan Joko Widodo.

"Saya masih merasa punya tanggung jawab, walaupun itu bukan hanya saya. Mungkin banyak orang yang semua itu sama pikirannya," ujar OSO.

Jika terpilih, ia akn berkomitmen untuk membuat Partai Hanura mendulang suara sebanyak-banyaknya pada pemilihan umum (Pemilu) 2024. Terdekat, ia juga akan menjalim komunikasi dengan berbagai pihak untuk menghadapi Pilkada 2020.

"Ini masalah komitmen aja, masalah komitmen bahwa kita belum selesai. Kita masih dalam perjalanan menuju sukses di 2024," ujar OSO.

Tak lupa dalam forum tersebut, ia bersyukur partainya masih dipercaya oleh rakyat dengan memiliki 807 anggota DPRD yang dipilih langsung oleh rakyat. Kepada 807 anggota DPRD dari Hanura, OSO berpesan agar terus menjaga komitmen dan loyalitas kepada partai.

Selain itu, OSO berpesan agar para kader melaksanakan instruksi dan garis politik yang ditetapkan partai. "Juga menjadikan jabatan sebagai ruang pengabdian bukan kesombongan, serta selalu berada pada hati nurani rakyat," ujar OSO.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement