REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Musim penghujan mulai mengguyur wilayah Lampung. Arus kendaraan yang melewati Jalan Lintas Barat (Jalinbar) ruas Kotaagung (Tanggamus), Krui (Pesisir Barat) – hingga Bintuhan (Kaur, Bengkulu) diimbau mewaspadai tanjakan dan turunan yang rawan longsor dan licin.
Penelusuran Republika.co.id di jalinbar yang berada di pesisir Sumatra, pada Ahad hingga Selasa (15-17/12), ruas jalan lintas mulai dari Kotaagung hingga Krui (Lampung) kondisi jalan mantap nyaris tanpa lubang. Sedangkan ruas jalan Krui hingga Bintuhan, Kabupaten Kaur, Bengkulu rata-rata juga baik, hanya beberapa titik rusak.
Tanjankan dan kelokan yang berada di ruas jalan yang membelah kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) baik di Lampung maupun Bengkulu, terdapat beberapa titik rawan longsor. Tanjakan yang dinilai rawat longsor dan licin yakni Tanjakan Sedayu (Semaka) di Lampung, dan tanjakan Keramat Manula (perbatasan Lampung – Bengkulu). Tampak aspal jalan mulai retak, dan khawatir dilintasi ban mobil pribadi, bus, dan truk mengalami longsor.
Beberapa truk muatan barang terpaksa berhenti di pinggir jalan, dari dua arah di tanjakan Keramat Manula dan Tanjakan Sedayu. Truk-truk tersebut tidak dapat melanjutkan perjalanan baik dari Lampung tujuan Bengkulu maupun sebaliknya, karena hujan turun jalan licin.
“Truk-truk itu, tidak berani menanjak atau turun, karena khawatir jalan licin terperosok. Lebih baik berhenti dulu, menunggu berhenti hujan besok siang jalan kering,” kata Kiki (38 tahun), sopir angkutan yang meintas di jalinbar, Selasa (17/12).
Menurut dia, sopir yang biasa meintas di jalinbar sudah mengetahui bila truk melintas saat hujan turun lebih memilih berhenti hingga hujan berhenti dan jalan aspalnya kering. Banyak kendaraan khususnya truk yang tidak dapat menanjak karena licin dan balik mundur, atau turunan tak dapat mengerem lagi.
Selain jalan licin, banyak kelokan di ruas jalinbar yang membelah hutan TNBBS yang rawan longsor karena selama ini musim kemarau lalu masuk musim penghujan. Beberapa titik yang telah retak dipasang rambu peringatan agar pengendara mewaspada titik longsor.
Saukani, warga Bintuhan, Kaur, Bengkulu mengatakan, ruas jalinbar saat ini mantap nyaris tanpa lubang. Namun memasuki musim penghujan bulan Desember 2019 beberapa titik jalan negara tersebut terjadi keretakan karena banyak rongga jalan yang kosong saat kemarau lalu ditimpa hujan rawan longsor.
“Kalau melintas di jalan lintas barat, sopir harus hati-hati. Jangan terperdaya jalan mulus, kalau hujan licin dan rawan longsor khsusnya di daerah TNBBS,” ujar pensiunan pegawai negeri di Pemkot Bengkulu.