Rabu 18 Dec 2019 21:54 WIB

Menengok PLTA Kayan di Kaltara yang akan Dikunjungi Jokowi

Jokowi akan meninjau progres pembangunan proyek PLTA Kayan Hydro Energy.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Ratna Puspita
Lokasi pembangunan PLTA Kayan Hydro Energy di Kalimantan Utara yang akan dikunjungi Jokowi, Kamis (18/12).
Foto: dok. Istimewa
Lokasi pembangunan PLTA Kayan Hydro Energy di Kalimantan Utara yang akan dikunjungi Jokowi, Kamis (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan berkunjung ke Kecamatan Peso, Bulungan, Kalimantan Utara pada Kamis (19/12) besok. Di provinsi yang berbatasan langsung dengan Sabah dan Sarawak, Malaysia ini, Jokowi akan meninjau progres pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan Hydro Energy. 

"Presiden akan berkunjung, dan meninjau lewat udara PLTA Kayan Hydro Energy di titik pembangunan infrastruktur dan bendungan I, sekitar 13.30 WITA," ujar Direktur Operasional Kayan Hydro Energy, Khaerony, di Tarakan, Selasa (18/12) malam. 

Khaerony menyampaikan, titik yang akan dilawat Presiden Jokowi melalui helikopter ini adalah lokasi infrastruktur penunjang pembangunan PLTA Kayan Hydro Energy, mulai dari kantor, mess, warehouse, dan jalan.

Menurutnya, kedatangan presiden punya arti besar untuk kontraktor. Kayan Hydro Energy selaku penggarap proyek berharap, presiden memberi dukungan, paling tidak soal perizinan yang masih dalam proses untuk kami lengkapi. 

"Kedatangan beliau juga menjadi support bagi pemprov dan masyarakat pada umumnya. Untuk perizinan, sudah hampir tuntas, sudah sekitar 90 persen saat ini," jelas Khaerony.

Khaerony menambahkan, saat ini proses pembangunan infrastruktur penunjang sudah berjalan selama dua bulan. Namun pengerjaannya bukan tanpa kendala. Dari total kebutuhan jalan 20 kilometer, pembangunan baru mencapai 4,5 kilometer. Hambatannya karena ada gunung batu yang mesti dilakukan peledakan untuk pembangunan jalannya.

Untuk pembangunan ini, PT Kayan Hydro Energy sudah mengerahkan 12 unit alat berat. Terdiri dari dari, 7 unit ekskavator, 2 unit buldoser dan sisanya dump truck. 

"Alat berat ini digunakan untuk pekerjaan pembangunan badan jalan menuju bendungan 1," kata dia.

Bukan perkara mudah untuk mengirim alat berat ke lokasi pembangunan proyek PLTA Kayan Hydro Energy. Ada banyak bebatuan besar di sungai sehingga perlu pendalaman dengan cara pengerukan.

Pengerukan ini supaya sungai bisa digunakan untuk menopang kegiatan mobilisasi unit maupun logistik. Lalu lintas mobilisasi unit dan logistik ini, untuk sementara menggunakan kapal landing craft tank (LCT) melalui sungai Kayan.

Khaerony menerangkan, alat berat tidak bisa dikirim lewat darat karena jalan dan jembatan yang ada belum memadai untuk dilewati kendaraan berat. 

Di sisi lain, dia menambahkan, pembangunan PLTA Kayan Hydro Energy ini mendapatkan respon positif dari masyarakat. Proyek ini pun, lanjutnya, melibatkan masyarakat lokal karena mereka juga dipekerjakan sebagai operator alat berat, tenaga unskill, dan lainnya.

Karakteristik sungai Kayan ini dianggap sesuai untuk instalasi PLTA Kayan Hydro Energy karena debit airnya yang mencapai 1.700 meter kubik/detik. Ditambah, hulu sungai ini juga ditopang oleh Taman Nasional Kayan Mentarang seluas 1,35 juta hektare.

Sehingga, ujar Khaerony, PLTA Kayan Hydro Energy ini tidak hanya bisa menjamin listrik di Kalimantan Utara saja, tapi juga pembangunan ibu kota negara baru di Penajam Paser Utara.

Pembangunan PLTA Sungai Kayan ditandai dengan kontrak kerja sama antara PT Kayan Hydro Energy dan Powerchina International Group yang diteken pada 31 Oktober 2018. Kemudian, pada Kamis 15 Agustus 2019 lalu, kedua perusahaan meneken pelaksanaan proyeknya.

Penandatanganan itu dilakukan di Kantor KSP, di bawah pengawalan langsung Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko. Saat itu, Moeldoko menuturkan, perjanjian yang ditandatangani meliputi tiga proyek strategis nasional di Kalimantan Utara, termasuk pembangunan PLTA Sungai Kayan.

PLTA Sungai Kayan yang dibangun di atas lahan seluas 12.000 hektare itu diproyeksikan menghasilkan kapasitas listrik sebesar 9.000 megawatt dari lima bendungan yang dibangun secara bertahap.

Bendungan pertama diproyeksi dapat menghasilkan 900 megawatt. Selanjutnya, pembangunan akan dilakukan pada bendungan kedua berkapasitas 1.200 megawatt, bendungan ketiga dan keempat yang masing-masing menghasilkan 1.800 megawatt dan bendungan kelima dengan 3.200 megawatt. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement