Kamis 19 Dec 2019 00:50 WIB

Tak Terima Dikritik, China Hapus Oezil dari PES 2020

Oezil telah mengkritik perlakuan negara tirai bambu itu terhadap Muslim Uighur.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Andi Nur Aminah
Mezut Oezil mengkritik kebijakan pemerintah Cina kepada Muslim Uighur.
Foto: AP
Mezut Oezil mengkritik kebijakan pemerintah Cina kepada Muslim Uighur.

REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG -- Cina mengeluarkan dan menghapus Gelandang Arsenal Mesut Oezil dari Pro Evolution Soccer (PES) versi 2020, di Cina. Hal tersebut dilakukan menyusul sikap Oezil mengkritik perlakuan negara tirai bambu itu terhadap Muslim Uighur etnik, di wilayah barat Xinjiang, Cina.

Dilansir dari Daily Mail, Rabu (18/12), dalam cicitannya di Twitter dan Instagram, gelandang berkebangsaan Jerman dan keturunan Turki itu menyebut kaum Uighur sebagai pejuang yang menolak penganiayaan. Hal itu dicicit Oezil usai membaca sebuah laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebut lebih dari satu juta orang Uighur telah ditahan di kamp-kamp interniran.

Baca Juga

Di sisi lain, pemerintah China dicurigai telah membakar Alquran dan menghancurkan masjid kaum etnik Uighur. China pun membalas pernyataan tersebut melalui Kementerian Luar Negerinya. China menyebut Oezil telah 'dibutakan dan disesatkan' oleh laporan itu.

China juga mengundang Oezil untuk datang ke wilayah tersebut, setelah penyiar negara CCTV dari negara itu telah mengambil langkah dramatis untuk membatalkan rencana liputan langsung pertandingan Arsenal melawan Manchester City. Beberapa waktu lalu, di halaman Instagram dan Twitter-nya, Oezil berbicara tentang perlakuan China terhadap Muslim Uighur dengan pernyataan sebagai berikut: Turkistan Timur, luka berdarah umat, menentang para penganiaya yang berusaha memisahkan mereka dari agama mereka. Mereka membakar Quran mereka. Mereka menutup masjid mereka.

Lebih lanjut, Oezil mengatakan: Mereka melarang sekolah mereka. Mereka membunuh orang suci mereka. Para lelaki dipaksa masuk ke kamp dan keluarga mereka dipaksa untuk tinggal bersama lelaki China. Para wanita dipaksa menikahi pria China. Tapi Muslim diam saja. Mereka tidak akan membuat suara. Mereka telah meninggalkan mereka. Tidakkah mereka tahu bahwa memberikan persetujuan untuk penganiayaan adalah penganiayaan itu sendiri.

Panel hak asasi manusia PBB mengatakan telah menerima banyak laporan yang dapat dipercaya bahwa satu juta etnis Uighur di China ditahan dalam apa yang menyerupai 'kamp interniran besar yang diselimuti kerahasiaan'. Dokumen-dokumen rahasia yang dilaporkan oleh AP bulan lalu menunjukkan pemerintah China menggunakan pengawasan massal dan sistem komputasi terintegrasi untuk menargetkan Muslim dan Uighur yang saleh dan dipaksa untuk belajar bahasa Mandarin dan ideologi Komunis.

Tetapi penolakan China atas komentarnya terus berlanjut dengan menggandeng game PES di China. Lalu mengumumkan bahwa Oezil akan dihapus dari tiga versi game, termasuk PES 2020 Mobile yang populer. NetEase juga mengatakan komentarnya 'melukai perasaan penggemar China dan melanggar semangat cinta dan damai olahraga'. Juga menambahkan bahwa mereka tidak 'memahami, menerima atau memaafkan' pemain atas perilakunya.

Sementara itu pengembang game Jepang, Konami, belum memberikan komentar. Berita itu hanyalah demonstrasi terbaru kemarahan China terhadap Oezil, yang digambarkan sebagai 'dangkal dan picik' dalam artikel Global Times. Dikabarkan, terdapat beberapa penggemar Arsenal di China yang membakar dan mengotori baju yang memakai nama Oezil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement