Rabu 18 Dec 2019 23:11 WIB

Bangun Bandara Jenderal Soedirman Butuh Penanganan Khusus

Pembangunan Bandara Jenderal Soedirman masih terkendala pembebasan lahan

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berada di tengah- tengah pelajar, saat memimpin aksi menyuarakan antikorupsi di tengah aktifitas Car Free Day (CFD), di kawasan Simpanglima, Kota Semarang, Ahad (8/12). Aksi ini digelar untuk menyambut Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2019.
Foto: dok. Diskominfo
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berada di tengah- tengah pelajar, saat memimpin aksi menyuarakan antikorupsi di tengah aktifitas Car Free Day (CFD), di kawasan Simpanglima, Kota Semarang, Ahad (8/12). Aksi ini digelar untuk menyambut Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai perlu adanya penanganan khusus untuk percepatan realisasi pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Kabupaten Purbalingga.

"Sekarang sedang kejar-kejaran dua bandara di Jawa Tengah. Ngloram dan di sini (Bandara Jenderal Besar Soedirman), inilah bandara yang sudah puluhan tahun tidak selesai-selesai, sekarang kita dorong terus dengan kementerian perhubungan dan TNI AU," kata Ganjar saat meninjau pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman, Kabupaten Purbalingga, Rabu (18/12).

Orang nomor satu di Jateng itu mengungkapkan kemajuan pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman baru mencapai 14 persen. Ganjar membandingkan kemajuan pembangunan Bandara Jenderal Besar Soedirman tersebut dengan Bandara Ngloram di Kabupaten Blora dari sisi landasan pacu.

"Pengerjaan runway Bandara Ngloram sudah mencapai 90 persen lebih, sedangkan di Bandara Jenderal Besar Soedirman baru mencapai 14 persen," ujarnya.

Kendati demikian, Ganjar mengakui jika proses pengerjaan kedua bandara tersebut memerlukan perlakuan yang berbeda."Bedanya jauh sekali, lebih complicated yang di sini. Ini juga lebih gede. Kita ada urusan (pembebasan)  tanahnya, AMDAL, melanjutkan pengerjaan yang awalnya milik TNI AU, yang runway-nyamasih tanah," katanya.

Pada tahap pertama pembangunan landasan pacu Bandara Jenderal Besar Soedirman akan dibangun sepanjang 1,6 kilometer, kemudian pada tahap kedua akan diperpanjang hingga 2,5 kilometer.

Untuk mempercepat realisasi landasan pacu itu, Pemprov Jateng telah mengucurkan Rp 50 miliar untuk pembebasan 69 bidang tanah. Oleh karena itu, Ganjar mengharapkan Bandara Jenderal Besar Soedirman sudah bisa digunakan untuk pendaratan pesawat pada Lebaran 2020.

"Setelah pengerjaan runway ini beres, kurang lebih tiga-empat bulan akan dilanjutkan pengaspalan. Mudah-mudahan lebaran bisa kita pakai, minimal untuk uji coba. Kalau 1,6 kilometer ya paling pesawat ATR," ujar Ganjar.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement