REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wali Kota Depok, Mohammad Idris membantah soal pernyataannya akan mengerahkan intelijen untuk mengusut berkeliarannya ular kobra seperti yang diberitakan media. "Hal itu saya sampaikan hanyalah sebuah cerita yang pernah terjadi di Timur Tengah yang kasusnya hampir sama seperti ini," ujar Idris usai acara penyerahan Penghargaan Wajib Pajak (WP).Teladan di Hotel Savero Depok, Rabu (18/12).
Namun, lanjut Idris, untuk di Kota Depok, pihaknya akan mengkaji lebih dalam apa penyebabnya. "Ternyata memang sudah ada ahlinya untuk menyelesaikan persoalan tersebut," ucapnya.
Menurut Idris, faktor alam dan pergantian musim juga masalah kebersihan serta banyaknya pembangunan berdiri yang tadinya area persawahan menjadi permukiman yang mungkin menjadi penyebabnya sehingga membuat habitat ular kobra berpindah tempat.
"Makanya kami mengimbau melalui surat edaran, agar warga masyarakat mengantisipasi adanya ular kobra dengan segera membersihkan rumah atau pekarangan supaya tidak dijadikan sarang ular kobra yang saat ini sedang mencari habitat baru," tuturnya.
Dia menambahkan, bahkan pihaknya akan berkolaborasi serta menghimbau kepada seluruh pemangku kepentingan, seperti camat, Lurah, RW dan RT agar memberi penyuluhan dan tindakan medis apabila terkena gigitan ular kobra.
"Jadi saya tegaskan bukan saya mau kerahkan intelijen untuk menangani pesoalan teror ular kobra. Tapi, saya ingin mengkaji apa sebenarnya yang terjadi apakah faktor alam apa bukan. Kami sudah bekerja sama dengan para pakar hewan untuk menangani persoalan berkeliarannya ular kobra di musim penghujan ini," kata Idris.