Kamis 19 Dec 2019 12:34 WIB

Direksi dan Komisaris Dirombak, Antam Fokus Garap Hilirisasi

2020 merupakan tahun menantang bagi Antam karena adanya larangan ekspor ore nikel

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
PT. Aneka Tambang (Antam) melakukan RUPS di Hotel Borobudur, Rabu (24/4).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
PT. Aneka Tambang (Antam) melakukan RUPS di Hotel Borobudur, Rabu (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk melakukan sejumlah perubahan dalam kepengurusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Tahun 2019 di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (19/12). Dalam RUPSLB memutuskan adanya pergantian meliputi posisi komisaris utama dari Fachrul Razi yang kini menjadi Menteri Agama digantikan oleh Agus Surya Bakti.

Selain posisi komisaris utama, tiga direksi juga mengalami perubahan seperti posisi Direktur Utama dari Arie Prabowo Ariotedjo menjadi Dana Amin, Direktur Keuangan Dimas Wikan Pramudhito digantikan Anton Herdianto yang juga masih menjabat sebagai Kepala Direktorat Keuangan Operasional Inalum, serta Risono sebagai Direktur Pengembangan Usaha Antam menggantikan Sutrsino S Tatetdagat.

Baca Juga

Direktur Niaga Antam Aprilandi Hidayat Setia mengatakan manajemen baru akan melanjutkan strategi, kebijakan, program kerja untuk keberlanjutan perusahaan ke depan. Sebagai bagian dari MIND ID, kata Aprilandi, Antam juga mendapat mandat untuk perluasan cadangan, hilirisasi, dan menjadi world class company.

"Kami yakin dengan tim yang baru akan membawa Antam ke depan menjadi lebih baik lagi dan terus melanjutkan strategi, melanjutkan transformasi bisnis sehingga kita bisa memberikan perusahaan bagi bangsa dan negara dan masyarakat Indonesia," ujarnya.

Aprilandi mengatakan urgensi di balik pergantian pengurus sudah disampaikan dalam RUPSLB bahwa merupakan aspirasi pemegang saham untuk melakukan transformasi bisnis. "Itu alasannya, jadi untuk percepatan tranformasi bisnis," katanya.

Aprilandi menilai Dana Amin, Anton Herdianto, Risono, bukan orang baru bagi Antam, lantaran Dana Amin dan Anton ada di Inalum, sedangkan Risono datang dari internal Antam. Oleh karenanya, kepengurusan yang baru akan melakukan konsolidasi mengaku rencana bisnis ke depan.

"Aspirasi pemegang saham pasti sudah melihat bagaimana strategi Antam ke depannya," ucap dia.

Aprilandi mengatakan 2020 merupakan tahun yang menantang bagi Antam lantaran akan berlakunya kebijakan larangan ekspor bijih nikel mulai awal 2020. Oleh karena itu, kata Aprilandi, perusahaan tengah menyiapkan strategis dalam mengantisipasi dampak pelarangan ekspor bijih nikel bagi perusahaan.

"Kita akan fokus ke arah hilirisasi, itu jadi target Antam ke depannya," lanjutnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement