REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam sedang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, dan akan berlangsung hingga Sabtu (21/12). Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan pertemuan para pemimpin negara-negara Islam bertujuan mengatasi islamofobia dan membahas solusi menghadapi tantangan dunia Muslim.
KTT tersebut juga akan dihadiri oleh pemimpin negara dari Iran, Turki, dan Qatar.
Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di Malaysia untuk KTT Muslim ini, Rabu (18/12). Selain itu, ada pula Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, delegasi tingkat tinggi dari Indonesia, dan cendekiawan Islam.
Mahathir mengatakan, konferensi yang berlangsung selama tiga hari tersebut akan menguatkan persatuan Muslim. Di samping, menjadi platform untuk melakukan sesuatu guna memperbaiki kehidupan umat Islam di seluruh dunia.
"Kita merasa kita perlu mengatasi islamofobia. Kita perlu menemukan cara untuk mengatasi kekurangan kita, ketergantungan kita pada non-Muslim untuk melindungi diri kita dari musuh-musuh Islam," kata Mahathir saat jamuan makan malam, Kamis (19/12).
Dalam sebuah pesan di situs web KTT Muslim ini, Mahathir mengatakan dunia Muslim telah dilanda oleh perang tanpa akhir dan sekian lama telah dikaitkan dengan pemerintahan yang buruk, korupsi, dan tempat berkembang biaknya terorisme. Padahal, menurutnya, kelemahan dan perpecahan Muslim tersebut disebabkan karena memberi kepercayaan pada propaganda anti-Islam.
"Kami selalu merefleksikan betapa hebat, kaya dan kuat peradaban Islam itu. Ini adalah lembaran dalam sejarah dan kita mendambakan kembalinya peradaban tersebut. Hal itu akan tetap menjadi kerinduan kecuali jika kita melakukan sesuatu," ujarnya.
Sebelumnya pada Selasa lalu, Mahathir juga mengatakan konferensi tersebut bertujuan mencapai langkah-langkah spesifik guna membantu umat Islam yang berada di bawah penindasan atau yang dipenjara di kamp-kamp penahanan. Selain itu, membantu dua juta pengungsi yang lari ke negara-negara non-Muslim karena perang. Namun demikian, pihak penyelenggara tidak menguraikan masalah spesifik yang akan mereka bahas.
Dengan demikian, program ini menunjukkan panel diskusi tersebut akan berfokus pada topik umum seperti pembangunan nasional, pemerintahan yang baik dan keamanan. Di sisi lain, Arab Saudi menyuarakan keberatan di tengah partisipasi dari tiga negara rival itu.
Namun Mahathir mengatakan, Saudi menolak bergabung karena mereka percaya bahwa pertemuan semacam itu harus diadakan di bawah Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Mahathir lantas menegaskan konferensi itu tidak dimaksudkan untuk menyaingi OKI, tetapi sebagai jalan diskusi para intelektual Muslim.
Perdana Menteri Pakistan sendiri, Imran Khan, membatalkan kehadirannya di KTT Muslim Malaysia ini. Kabarnya, ia batal hadir untuk meredakan kekhawatiran sekutunya, Saudi.
Mahathir: KTT Kuala Lumpur Bertujuan Atasi Atasi Islamofobia