REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transaksi selama penyelenggaraan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2019 berhasil mencatatkan nilai transaksi berkisar di atas Rp 9 triliun. Angka itu ternyata melampaui target yang dicetuskan organisasi e-commerce Indonesia sebesar Rp 8 triliun.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung mengatakan nilai transaksi tersebut tercatat dalam hasil survei yang dilakukan perusahaan riset ternama di Indonesia, Nielsen Indonesia. Survei digelar sepanjang penyelenggaraan pesta diskon tahun 12.12 ini pada 11 Desember dan 12 Desember 2019.
"Nielsen melakukan pemantauan penuh selama dua hari tersebut, dan hasilnya memuaskan," ujar Ignatius dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (19/12).
Transaksi Harbolnas yang melampaui target, ujar Ignatius, merupakan bentuk keberhasilan penetrasi industri 4.0 dari sisi ekonomi digital. Hal itu juga dinilai menunjukkan adanya peningkatan trust atau kepercayaan masyarakat pada belanja online.
"Melihat hasil survei, saya juga cukup kagum dengan penyebaran konsumen harbolnas kali ini yang mengalami kenaikan,” katanya.
Hal itupun, ungkapnya, semakin menumbuhkan optimisme bahwa ekonomi digital bisa memberi sumbangsih besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Director of Nielsen Indonesia, Rusdy Sumantri, mengatakan Harbolnas tahun ini mengalami kenaikan transaksi yang signifikan hingga mencapai Rp 2,3 triliun di banding tahun lalu. Angka tersebut, kata Rusdy berasal dari adanya peningkatan penjualan produk lokal sebesar Rp 4,6 triliun.
"Naik sebesar Rp 1,5 triliun dibanding tahun lalu,” ujar Rusdy.
Hal yang menarik, ungkap Rusdy peningkatan ternyata bukan semata untuk pembelian produk. Hal itu ditunjukkan dengan adanya peningkatan pemanfaatan diskon pada pembayaran tagihan atau top up melalui e-commerce.
"Hasil survei Nielsen Indonesia menunjukkan adanya peningkatan di bagian bill payment/top up sebesar tujuh persen," ujarnya.
Sementara, yang merajai penjualan selama Harbolnas 2019 masih dari produk-produk fashion, pakaian olahraga, dan kosmetik. Produk-produk tersebut mengalami kenaikan rata-rata enam persen dibandingkan tahun lalu.
Rusdy menambahkan, Harbolnas ternyata juga menginspirasi masyarakat untuk berjualan online. Karena dalam surveinya terjadi pertumbuhan online seller sebanyak delapan persen yang muncul lantaran terinspirasi Harbolnas.