REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta warga di daerah rawan banjir dan genangan air untuk mewaspadai ular tepung ari yang memiliki bisa atau racun yang mematikan korbannya. Bisa ular ini disebut lebih beracun dari kobra.
"Ular tepung ari ini memiliki bisa 10 kali lipat berbahaya dibandingkan king kobra," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Provinsi Kepulauan Babel, Aswind di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan tepung ari berwarna hitam mengkilap kehijau-hijauan ini merupakan salah satu ular khas Bangka Belitung yang memiliki racun sangat berbahaya, sehingga korban gigitan ular ini jarang selamat.
Ular berukuran kecil ini biasanya bersarang di tempat-tempat lembab, rerumputan, pembuangan sampah di lingkungan masyarakat.
Selain itu, kemunculan tepung ari dan ular berbisa lainnya akan meningkat karena pada November dan Desember merupakan musim bertelur dan menetas. Ular ini akan lebih agresif untuk melindungi sarangnya.
"Ukuran ular dewasa ini hanya sebesar jari jempol orang dewasa dengan panjang sekitar 40 hingga 50 centimeter, namun demikian ular ini memiliki bisa yang sangat ganas dan mematikan," ujarnya.
Menurut dia biasanya ular tepung ari keluar dari sarang pada sore dan malam hari untuk mencari makan. Namun demikian, saat banjir hewan melata ini akan mencari tempat-tempat ketinggian untuk menghindari banjir.
"Pada saat lubang atau sarang ular ini terendam banjir, maka ia akan keluar dan mengigit warga karena merasa terancam," katanya.
Oleh karena itu, diminta warga khususnya di daerah langganan banjir dan genangan air untuk mewaspadai kemunculan ular tepung ari ini, karena belum ada korban gigitan ular ini yang terselamatkan nyawanya. "Kita berharap warga jika bertemu tepung ari ini untuk sedapat mungkin menghindar, karena racun ular ini sangat mematikan," katanya.