REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN menyampaikan perubahan direksi di tubuh PT Aneka Tambang Tbk atau Antam bertujuan untuk penyegaran. "Penyegaran karena ada perubahan model bisnis dan transformasi bisnis," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (19/12).
Arya menyebut perubahan juga diharapkan mendorong realisasi sejumlah proyek Antam yang selama ini tak kunjung rampung seperti pabrik Nickel Pig Iron (NPI) Blast Furnace di Halmahera Timur. Arya mengatakan proyek tersebut sejatinya sudah bisa beroperasi namun belum juga terealisasi lantaran pembangkit listrik untuk pabrik tersebut belum dibangun.
"Ada proyek terbengkalai seperti feronikel di Halmahera Timur di mana pabrik sudah jadi tapi listriknya belum ada," lanjutnya.
Arya menilai Kementerian BUMN memilih direksi yang mampu melakukan eksekusi secara cepat dalam proyek tersebut. Arya menambahkan, direksi baru juga dipacu menyelesaikan proyek pembangunan Smelter Grade Alumina (SGA) yang dikerjakan Antam bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) di Mempawah, Kalimantan Barat, senilai 850 juta dolar AS dengan target penyelesaian tahun ini.
Arya menilai Dana Amin yang diangkat menjadi Dirut Antam merupakan sosok yang tepat sebagai eksekutor dalam mempercepat sejumlah proyek pembangunan Antam lantaran pernah setahun menjadi advisor di Inalum. "Kita melihat Antam ini butuh orang-orang yang memang bisa mengeksekusi proyek-proyek strategis di Antam dan kita berharap direksi baru mampu untuk mengeksekusi secara cepat kebutuhan," kata Arya.
Dalam RUPSLB memutuskan adanya pergantian meliputi posisi komisaris utama dari Fachrul Razi yang kini menjadi Menteri Agama digantikan Agus Surya Bakti. Selain posisi komisaris utama, tiga direksi juga mengalami perubahan seperti posisi Direktur Utama dari Arie Prabowo Ariotedjo menjadi Dana Amin, Direktur Keuangan Dimas Wikan Pramudhito digantikan Anton Herdianto yang juga masih menjabat sebagai Kepala Direktorat Keuangan Operasional Inalum, serta Risono sebagai Direktur Pengembangan Usaha Antam menggantikan Sutrsino S. Tatetdagat.