Jumat 20 Dec 2019 09:34 WIB

Liga Arab Ancam Brasil yang Buka Kantor Dagang di Yerusalem

Liga Arab mengancam konsekuensi ekonomi yang besar atas politik Brasil di Yerusalem.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bendera Brasil
Foto: blogspot.com
Bendera Brasil

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Liga Arab mengutuk Brasil atas pembukaan kantor perdagangan di Yerusalem, Kamis (19/12). Negara-negara itu memperingatkan konsekuensi ekonomi besar jika Brasil mengambil langkah lebih jauh lagi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Dalam pertemuan di Kairo, Mesir, yang diinisiasi Otoritas Palestina, Liga Arab yang beranggotakan 22 negara itu menyatakan negara Amerika Selatan tersebut telah melakukan pelanggaran mencolok hukum internasional. Brasil dinilai telah melakukan tindakan sepihak yang mendukung pendudukan Israel.

Baca Juga

Negara-negara Arab pun menyatakan kesediaan untuk mengambil langkah-langkah politik, diplomatik, dan ekonomi jika Brasil memindahkan kedutaan besar dari Tel Aviv ke Yerusalem. Mereka menyatakan penyesalan mendalam atas kebijakan luar negeri Brasil saat ini. Pemerintahan Brasil sekarang dinilai sangat kontras dengan sikap pemerintah sebelumnya yang lebih seimbang di Timur Tengah.

Dikutip dari Bloomberg, Duta Besar Palestina untuk Brasil Ibrahim Alzeben menganggap Brasil sebagai teman Palestina dan mitra Dunia Arab. Dia berharap negara Amerika Selatan itu akan mendengar pernyataan Liga Arab.

Brasil membuka kantor perdagangan di Yerusalem pekan lalu dalam sebuah upacara yang mempertemukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan putra Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Sebelumnya, janji kampanye Bolsonaro adalah memindahkan kedutaan ke Yerusalem. Namun, pernyataan itu disambut dengan reaksi keras dari mitra dagangnya di Timur Tengah.

Namun, setelah pembukaan pekan lalu, Senator Eduardo Bolsonaro yang juga putra presiden, mengatakan, kantor tersebut merupakan langkah pertama. Tahun depan Brasil berencana untuk memindahkan Kedutaan Brasil ke Yerusalem. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement