Jumat 20 Dec 2019 17:09 WIB

Wapres: Intoleransi Ancam Seluruh Sendi Kehidupan Masyarakat

Wapres menegaskan kesetiakawanan bisa kikis intoleransi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nashih Nashrullah
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat menghadiri acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2019 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (20/10).
Foto: Dok Setwapres
Wakil Presiden KH Maruf Amin saat menghadiri acara Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2019 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU— Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin, mengingatkan masalah intoleransi bukanlah hal sepele saat ini. 

Menurut Kiai Ma'ruf, jika sikap intoleransi dibiarkan, maka akan menjadi sumber dari radikalisme maupun terorisme. Itu disampaikan Kiai Ma'ruf saat memberi sambutan dalam Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional Tahun 2019 di Banjar Baru, Kalimatan Selatan, Jumat (20/12).  

Baca Juga

"Intoleransi bukan hal yang sepele, yang jika dibiarkan akan menjadi sumber dari radikalisme dan bahkan dalam kasus yang sangat ekstrem dapat menjadi benih terorisme," ujar Kiai Ma'ruf. 

Kiai Ma'ruf menerangkan, sikap intoleran belakangan ini marak muncul dalam masyarakat Indonesia, baik itu perbedaan agama, perbedaan etnis, perbedaan pendapat, hingga perbedaan politik.  

Menurutnya, perbedaan itu bahkan semakin tajam dan berpotensi mengganggu stabilitas kehidupan masyarakat. "Indonesia sebagai negara yang majemuk, perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Karena itu, adanya sikap intoleransi dapat menggangu seluruh aspek kehidupan masyarakat," ujar Kiai Ma'ruf.  

Karenanya, Kiai Ma'ruf meyakini kesetiakawanan sosial menjadi bagian upaya mengikis sikap intoleran tersebut. Karenanya, dia meminta semua pihak memahami arti kesetiakawanan sosial.  

"Dengan memahami arti kesetiakawanan sosial dalam diri setiap manusia Indonesia, kita dapat menjadi manusia Indonesia yang menghargai perbedaan, baik itu perbedaan agama maupun perbedaan lainnya," ujar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia tersebut. 

Penyelenggaraan HKSN 2019 digelar di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Acara tersebut juga dihadiri Menteri Sosial Juliary Batubara dan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.  

Dalam acara itu Wapres menyerahkan penganugerahan tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial. Hal ini dilakukan setelah pembacaan Surat Keputusan Presiden RI oleh Kepala Biro Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Sekretariat Militer Presiden, Laksamana TNI Imam Suprayitno.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement