REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pembiayaan Digital Indonesia atau AdaKami berencana meningkatkan pembiayaan ke sektor produktif tahun depan. Perusahaan financial technology (fintech) Peer to Peer (P2P) lending itu menargetkan, porsi pembiayaan produktif bisa mencapai 20 persen.
Legal GR and Compliance Departement Head AdaKami Jaka Dibya Ananta Satari mengatakan, perusahaan kini mulai menggandeng peternak ikan air tawar dan peternak ayam. "Sudah komunikasi, lagi penjajakan proses kerja sama," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (20/12).
Ia menjelaskan, salah satu strategi AdaKami agar pembiayaan produktif naik yakni dengan mendekati database pengguna baru yang berbentuk grup atau komunitas seperti para peternak tersebut. Diharapkan, ini turut meningkatkan inklusi keuangan masyarakat di pedesaan.
Selama ini, lanjutnya, penyaluran pembiayaan produktif didominasi ke sektor pedagang mikro seperti penjual mukena, penjual ayam penyet, dan lainnya. "Jadi kita tambah sektor pembiayaan produktif agar lebih beragam profil peminjamnya," jelas Jaka.
Dirinya menuturkan, bisnis awal AdaKami yakni penyaluran pembiayaan multiguna. Sampai sekarang, porsi pengucuran pembiayaan tersebut tidak kurang dari 80 persen.
"Untuk pembiayaan multiguna, maksimal plafonnya sebesar Rp 2,5 juta, tergantung kredit skoring. Tenornya sekitar tiga bulan," ujar dia.
Secara keseluruhan, total pembiayaan AdaKami hingga Desember 2019 sebesar Rp 670 miliar. Perusahaan manargetkan, tahun depan bisa naik hingga tiga kali lipat.
"Jadi sekitar Rp 2 triliun target tahun depan. Mungkin bisa lebih," tegas Jaka.
Per 13 Desember lalu, AdaKami telah mendapat izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Maka perusahaan yakin bisa meraih target yang diinginkan.
Pada 2020, AdaKami juga berencana memperbanyak ekspansi ke luar Pulau Jawa. "Saat ini kami sudah ada di seluruh Pulau di Indonesia, dari Sumatera, Kalimantan, bahkan Papua. Tahun depan lebih kita dorong lagi," ujar Jaka.