Jumat 20 Dec 2019 17:41 WIB

2,4 Juta Warga Palestina Butuh Bantuan Kemanusiaan

PBB hanya bisa membantu 1,5 juta warga Palestina karena masalah pendanaan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Palestina
Foto: Abdan Syakura_Republika
Bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Wilayah Palestina, Jamie McGoldrick mengatakan, sebanyak 2,4 juta warga Palestina membutuhkan bantuan. Namun, saat ini PBB hanya mampu membantu 1,5 juta warga Palestina karena masalah pendanaan.

Oleh karena itu, McGoldrick meluncurkan Rencana Tanggap Kemanusiaan untuk 2020 di Ramallah. McGoldrick mengatakan, rencana tersebut merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan mulai dari pangan, kesehatan, dan air bersih.

Baca Juga

"Kami telah menyusun rencana ini untuk tahun depan, yaitu membantu 1,5 juta warga Palestina. Kami mengidentifikasi ada 2,4 juta warga Palestina yang membutuhkan bantuan, tapi kapasitas kami belum mampu untuk menjangkau semuanya," ujar McGoldrick dilansir Anadolu Agency.

McGoldrick menambahkan, 65 persen warga Palestina membutuhkan bantuan kemanusiaan berupa bahan pangan. Kebutuhan lain adalah kesehatan, air, pipa ledeng, perlindungan dan tempat berlindung.

McGoldrick mengatakan, kebutuhan di Palestina semakin berkembang besar karena situasi politik dan kemanusiaan di wilayah tersebut. Di sisi lain, pendanaan dari badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) dan lembaga kemanusiaan lainnya berkurang.

"Sebagian besar dana yang dikucurkan untuk Palestina didasarkan pada pertimbangan politik," kata McGoldrick.

McGoldrick mengatakan, ratusan ribu orang Palestina menjadi tergantung pada bantuan. Hal itu bukan karena kesalahan mereka sendiri, tetapi kondisi sulit di Palestina telah memaksa warganya untuk bergantung kepada bantuan kemanusiaan.

"Contohnya, UNWRA memberi makan 100.000 orang 10 tahun yang lalu, mereka sekarang memberi makan hingga satu juta orang. Jadi jumlahnya sudah naik 10 kali," ujar McGoldrick. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement